Rupiah Menguat ke Level Rp16.142/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI/Ramdani.

Rupiah Menguat ke Level Rp16.142/USD

Ade Hapsari Lestarini • 7 January 2025 16:54

Jakarta: Kurs rupiah pada penutupan perdagangan sore ini bergerak menguat. Kondisi mata uang Garuda makin menanjak sejak perdagangan pagi.

Melansir data Bloomberg, Selasa, 7 Januari 2025, rupiah menguat ke level Rp16.142 per USD dibandingkan pembukaan perdagangan sebelumnya di posisi Rp16.172 per USD.

Pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah sudah bergerak menguat hingga 55,5 poin atau setara 0,34 persen.

Senada, melansir data Yahoo Finance, rupiah diperdagangkan ke posisi Rp16.125 per USD dibandingkan penutupan sebelumnya di posisi Rp16.190 per USD. Gerak rupiah terpantau menguat hingga 64 poin atau setara 0,39 persen.

Sedangkan berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (disingkat Jisdor), mata uang Garuda ini terpantau berada di posisi Rp16.169 per USD.


Ilustrasi. Foto: dok MI.

 

Baca juga: Faktor Ini Bisa Menyebabkan Rupiah Menguat
 

Analisis gerak rupiah


Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, di tengah meningkatnya kekhawatiran, suku bunga Amerika Serikat (AS) akan turun lebih lambat di tahun ini.

Federal Reserve telah memperingatkan pada Desember, inflasi yang lesu dan kekuatan di pasar tenaga kerja akan membuat suku bunga tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama, dengan komentar terbaru dari pejabat Fed yang mendukung gagasan ini.

Gubernur Adriana Kugler dan Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan, bank sentral masih belum menyatakan kemenangan atas inflasi dan mengamati pasar tenaga kerja dengan saksama untuk mencari tanda-tanda pelemahan.

"Inflasi yang lesu dan pasar tenaga kerja yang kuat membuat Fed kurang bersemangat untuk memangkas suku bunga. Fokus minggu ini adalah pada data penggajian nonpertanian yang akan datang untuk isyarat lebih lanjut tentang suku bunga," papar Ibrahim.

Fokus minggu ini sepenuhnya tertuju pada data inflasi utama untuk Desember, yang kemungkinan akan menjadi faktor dalam ekspektasi untuk stimulus lebih lanjut di negara tersebut.

Beijing diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran fiskal pada 2025 untuk mendukung ekonomi Tiongkok, yang tengah bergulat dengan deflasi yang terus-menerus selama bertahun-tahun dan penurunan pasar properti.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)