Melejit 0,60%, Tren Bullish Emas Masih Dominan

Emas batangan. Foto: Freepik.

Melejit 0,60%, Tren Bullish Emas Masih Dominan

Husen Miftahudin • 11 September 2025 10:48

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) melanjutkan penguatan tajamnya pada perdagangan Rabu, 10 September 2025, mencatat kenaikan lebih dari 0,60 persen. Dorongan ini muncul setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang memperkuat spekulasi Federal Reserve (The Fed) akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan September 2025.

Momentum tersebut berlanjut ke awal sesi Asia pada Kamis, 11 September 2025, yakni harga emas (XAU/USD) sempat menyentuh kisaran USD3.645 per troy ons.

Menurut analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, indikator teknikal masih menunjukkan tren positif. Kombinasi pola candlestick dengan pergerakan Moving Average memperlihatkan kecenderungan bullish yang solid.

"Jika tekanan beli terus berlanjut, XAU/USD berpotensi melompat hingga ke level USD3.675. Namun, apabila harga terkoreksi, maka area USD3.619 menjadi support terdekat yang perlu dicermati," ungkap Andy dikutip dari analisis harian, Kamis, 11 September 2025.

Dengan demikian, meskipun tren naik masih dominan, peluang terjadinya koreksi jangka pendek tetap terbuka, terutama menjelang rilis data ekonomi penting.

Fundamental pasar juga memperkuat arah bullish. Laporan inflasi produsen (PPI) AS Agustus menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dari perkiraan, sehingga mendukung pandangan bahwa The Fed akan melakukan pelonggaran moneter.

Pasar uang kini menilai penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin hampir pasti terjadi pada September, sementara peluang pemangkasan yang lebih agresif, yakni 50 basis poin, naik menjadi sekitar 12 persen, menurut alat FedWatch CME.

Ekspektasi ini membebani dolar AS dan imbal hasil obligasi, sehingga mendukung emas sebagai aset non-yielding. Saat ini, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun empat basis poin ke 4,045 persen, sementara imbal hasil riil merosot ke 1,685 persen.
 

Baca juga: Inflasi Harga Produsen AS Turun, Pasar Yakin 100 Persen Fed Bakal Pangkas Suku Bunga


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Ketegangan geopolitik perkuat harga emas


Selain faktor moneter, meningkatnya ketegangan geopolitik global juga memperkuat aliran dana ke aset safe haven seperti emas. Ketegangan di Eropa meningkat setelah Polandia menembak jatuh drone Rusia yang melintas wilayahnya.

Di Timur Tengah, Israel melancarkan serangan ke Doha, Qatar, yang menargetkan kepemimpinan Hamas. Qatar menilai aksi tersebut melanggar hukum internasional dan memperingatkan potensi meluasnya konflik. Situasi ini menambah sentimen positif bagi emas di tengah ketidakpastian global.

Semua perhatian investor/trader kini tertuju pada laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS periode Agustus yang akan dirilis Kamis, 11 September 2025, malam waktu setempat. Konsensus memperkirakan inflasi umum naik 2,9 persen (yoy), sementara inflasi inti mencapai 3,1 persen (yoy).

"Jika angka aktual lebih tinggi dari perkiraan, dolar AS berpotensi menguat kembali, sehingga bisa membatasi reli emas. Sebaliknya, jika data lebih rendah, peluang emas untuk melanjutkan tren naik terbuka lebar," papar Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)