Dolar AS. Foto: MI/Ramdani.
Husen Miftahudin • 23 September 2025 08:05
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) mengakhiri kenaikan tiga hari berturut-turut terhadap sejumlah mata uang utama dunia pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), karena investor mencerna serangkaian komentar dari pejabat Federal Reserve tentang sikap kebijakan moneter terbarunya.
Dolar bertahan mendekati level sebelum keputusan The Fed minggu lalu untuk mulai memangkas suku bunga. Level dolar saat ini konsisten dengan pesan bank sentral, yang menyoroti meningkatnya kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja AS sebagai pendorong utama kebijakan.
Mengutip Xinhua, Selasa, 23 September 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,31 persen menjadi 97,339.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1797 dari USD1,1748 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris menguat menjadi USD1,3517 dari USD1,3469 pada sesi sebelumnya.
Sementara dolar AS dibeli 147,73 yen Jepang, lebih rendah dari 147,96 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,7925 franc Swiss dari 0,7955 franc Swiss.
Mata uang Negeri Paman Sam itu naik menjadi 1,3821 dolar Kanada dari 1,3776 dolar Kanada. Dolar AS melemah menjadi 9,3552 kronor Swedia dari 9,4147 kronor Swedia.
(Dolar AS. Foto: Freepik)
Beragam pidato anggota Fed
Presiden Federal Reserve St. Louis, Alberto Musalem mengatakan ia mendukung pemangkasan suku bunga pada pertemuan Fed minggu lalu sebagai langkah pencegahan untuk melindungi pasar kerja, tetapi mengatakan mungkin ada 'ruang terbatas' untuk pemangkasan lebih lanjut mengingat inflasi di atas target Fed sebesar dua persen.
Perubahan dalam kebijakan imigrasi, pajak, dan regulasi akan menekan suku bunga acuan di AS, dan membuat kebijakan moneter saat ini terlalu ketat terhadap apa yang dibutuhkan perekonomian untuk menjaga inflasi pada target Fed sebesar dua persen, kata Gubernur Federal Reserve Stephen Miran.
Miran pekan lalu tidak setuju ketika
The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat poin persentase, dengan mengatakan pemangkasan setengah poin diperlukan. Ketua The Fed Jerome Powell berpidato di Rhode Island pada Selasa.
Presiden Fed Cleveland Beth Hammack mengatakan dia merasa kebijakan saat ini tidak terlalu ketat dan Fed perlu berhati-hati dalam pelonggaran karena inflasi. Sementara Presiden AS Donald Trump mengkritik Fed, mendesak bank sentral untuk memangkas suku bunga lebih agresif.
"Sepanjang minggu ini relatif minim data dan musim pendapatan kuartal kedua AS sebagian besar telah berakhir, para pedagang mungkin kesulitan menemukan arah untuk sebagian besar minggu ini, di luar kekhawatiran tentang 'keadaan darurat' baru dan pidato The Fed yang akan datang, mulai hari ini," ujar analis Macquarie FX Thierry Wizman, dalam catatan investor seperti dikutip dari
Yahoo Finance.