Pesan Menyentuh Ibu Korban Pembunuhan dan Pemerkosaan di Lampung

Bandar Lampung: Besok, Jumat 25 Juli 2025 akan menjadi hari penuh haru bagi Safrilia, ibu kandung bocah perempuan yang menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan di mes buruh kebun tebu KM 37, Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulang Bawang. Ia dijadwalkan bertemu langsung dengan pelaku, Hariyanto, 42, yang kini telah ditangkap setelah sebulan buron.

"Begitu tahu pelaku sudah ditangkap, saya langsung tanya ke polisi. Awalnya belum boleh, tapi tadi saya ditelepon dan diberi izin, Insyaallah besok bisa bertemu pelaku di Polres Tulang Bawang," ujar Safrilia saat dihubungi, Kamis, 24 Juli 2025.

Safrilia mengaku hatinya campur aduk antara sedih, marah, dan sedikit lega. Ia belum sepenuhnya bisa menerima kepergian anak semata wayangnya yang baru duduk di bangku kelas 2 SD.

"Saya harus kuat besok. Saya ingin tahu langsung, kenapa dia tega melakukan itu pada Z (nama panggilan korban). Kami tidak pernah punya masalah, bahkan tidak kenal dekat. Apa alasannya?" kata Safrilia.
 

Baca: Pemerkosa dan Pembunuh Anak di Lampung Keluar Masuk Hutan Hindari Polisi

Meski tinggal di lingkungan bedeng yang sama, keluarga korban dan pelaku hanya sebatas saling sapa. Menurut Safrilia, tak ada tanda-tanda atau konflik yang mencurigakan sebelumnya.

“Tidak mudah memaafkan. Kecuali dia bisa mengembalikan anak saya—dan itu mustahil. Saya ingin dia merasakan apa yang dirasakan anak saya: ketakutan, kesakitan, dan siksaan sampai kehilangan nyawa,” ujarnya tegas saat ditanya soal permintaan maaf pelaku kepada penyidik.

Dalam duka mendalamnya, Safrilia menyampaikan sebuah ungkapan penuh makna: “Anak yang kehilangan ayah disebut yatim, kehilangan ibu disebut piatu. Tapi tak ada istilah bagi orang tua yang kehilangan anak, karena tak ada kata yang cukup untuk menggambarkan luka itu,” ujar Safrilia.