Pemerkosa dan Pembunuh Anak di Lampung Keluar Masuk Hutan Hindari Polisi

Polisi menangkap tersangka H alias Hari alias Hariyanto, pelaku pemerkosa dan pembunuhan anak perempuan inisial R di Tulang Bawang, Lampung.

Pemerkosa dan Pembunuh Anak di Lampung Keluar Masuk Hutan Hindari Polisi

Imam Setiawan • 24 July 2025 11:00

?Bandar Lampung: Hariyanto alias Hari alias H, 42, tersangka pemerkosaan dan pembunuhan anak perempuan inisial R, 10, di bedeng kebun tebu KM 37, Gedung Meneng, Tulang Bawang, Lampung, ditangkap. Pelariannya berakhir setelah satu bulan masuk daftar pencarian orang atau buron. 

Hariyanto ditangkap saat bersembunyi dan bekerja sebagai buruh di Kabupaten Mesuji, Lampung. Dalam pemeriksaan polisi, tersangka Hariyanto mengaku menggunakan jalur tikus untuk kabur, usai memerkosa dan membunuh R pada Minggu, 22 Juli 2025.

"Pelaku memilih jalur tikus dan bergerak pada malam hari. Keluar masuk hutan dan kebun. Ini strategi untuk menghindari kejaran tim kami, dan mungkin juga mencerminkan karakternya yang tertutup," ujar Kasatreskrim Polres Tulang Bawang, AKP Noviarif Kurniawan kepada Metro TV, Rabu 23 Juli 2025.
 

Baca: 

Pemerkosa dan Pembunuh Anak di Lampung Sempat Berupaya Hapus Jejak Kejahatan


Tersangka Hariyanto melintasi Lampung Tengah dari Tulang Bawang, kemudian masuk ke wilayah Seputih Surabaya, Simpang Randu, dan Gaya Baru dengan berjalan kaki. Hariyanto kemudian bersembunyi di Mesuji sembari bekerja sebagai buruh kebun.

Noviarif mengungkap, selama pelarian itu, Hariyanto sempat tinggal di bawah jembatan tanpa perbekalan. Bahkan, Hariyanto takut untuk menyalakan api.

"Untuk makan, dia menangkap ikan di sungai dan dimakan mentah karena takut menyalakan api. Dia khawatir ketahuan warga. Benar-benar hidup seperti Tarzan, dari alam," jelas Noviarif.

Selama pelariannya itu, Hariyanto hanya membawa uang Rp450 ribu. Dengan rincian yakni Rp250 ribu dari gaji terakhir, ditambah Rp200 ribu hasil dari meminjam warga dengan dalih hidup sebatang kara. Selain itu, Hariyanto juga tidak membawa ponsel selama kabur. 

Ponsel milik tersangka Hariyanto dititipkan ke temannya, dalam keadaan mati. Hal itu, kata Noviarif, jadi tantangan timnya dalam mencari tersangka karena tidak meninggalkan jejak digital.

"Secara psikologis, sejauh ini pelaku terlihat normal. Komunikatif saat diperiksa. Bahkan sempat minta maaf ke anggota yang menangkapnya. Tapi anggota kami bilang, permintaan maaf seharusnya ditujukan kepada korban dan keluarganya," tegas Noviarif.

Kasus pemerkosaan dan pembunuhan ini sempat menyita perhatian publik. Tagar #JusticeForZahra ramai diperbincangkan di media sosial.

Netizen menyoroti lambannya penangkapan dan mendesak aparat segera mengungkap kasus pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Zahra. Wawancara keluarga Zahra juga sempat ditayangkan melalui podcast dan akun media sosial sejumlah tokoh publik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)