Dolar AS dan Euro. Foto: Xinhua/Zheng Huansong.
Husen Miftahudin • 10 December 2025 08:50
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), karena angka pasar tenaga kerja lebih baik dari perkiraan sehingga menggarisbawahi pasar tenaga kerja masih tangguh.
Itu terjadi menjelang pemangkasan suku bunga yang kemungkinan besar dilakukan Federal Reserve, dengan para pembuat kebijakan kemungkinan akan menekankan risiko inflasi yang dapat menghambat langkah pelonggaran lebih lanjut.
Mengutip data Yahoo Finance, Rabu, 10 Desember 2025, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama dunia, naik tipis 0,1 persen menjadi 99,21.
Sementara, euro melemah menyusul aksi jual di pasar obligasi setelah anggota dewan Bank Sentral Eropa Isabel Schnabel mengatakan langkah bank selanjutnya mungkin adalah kenaikan suku bunga, bukan pemangkasan seperti yang diperkirakan beberapa pihak, tetapi menambahkan hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Di sisi lain, dolar Australia menguat 0,3 persen menjadi USD0,6641 setelah bank sentral mempertahankan suku bunga untuk bulan ketiga berturut-turut di level 3,6 persen seperti yang diperkirakan secara luas, dan memperingatkan kenaikan inflasi dapat berlanjut.
Yuan Tiongkok yang diperdagangkan di luar negeri di Hong Kong menguat 0,1 persen terhadap dolar AS ke level 7,0617 per USD, karena pasar mempertimbangkan pernyataan dari pertemuan Politbiro terbaru.
| Baca juga: Dolar AS Perkasa, Mata Uang Utama Dunia 'Bertekuk Lutut' |
