Ilustrasi The Fed. Foto: Xinhua/Liu Jie
Annisa Ayu Artanti • 21 March 2024 08:31
Washington: Federal Reserve AS pada Rabu, 20 Maret 2024 waktu setempat memutuskan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada level tertinggi 22 tahun di 5,25 persen hingga 5,5 persen. Hal ini karena data konsumen baru-baru ini mengindikasikan berlanjutnya tekanan inflasi.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan penentu kebijakan The Fed, menegaskan dalam sebuah pernyataan mereka tidak memperkirakan akan tepat untuk mengurangi kisaran target sampai mereka mendapatkan keyakinan yang lebih besar inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju dua persen.
"Inflasi telah menurun secara signifikan selama setahun terakhir tetapi tetap berada di atas target jangka panjang kami sebesar dua persen," kata Ketua Fed Jerome Powell pada konferensi pers, dilansir Xinhua, Kamis, 21 Maret 2024.
Data inflasi konsumen baru-baru ini tidak meningkatkan kepercayaan diri siapa pun, kata Powell kepada wartawan.
"Kami memiliki sembilan bulan inflasi 2,5 persen sekarang. Kita telah mengalami dua bulan inflasi yang bergelombang. Ini akan menjadi perjalanan yang tidak mulus," ucap Powell.
Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada Februari melesat menjadi 3,2 persen dari tahun lalu, setelah melambat menjadi 3,1 persen dari tahun lalu pada Januari, mengindikasikan berlanjutnya tekanan inflasi, demikian laporan Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja pekan lalu.
Proyeksi suku bunga acuan
Menurut ringkasan proyeksi ekonomi triwulanan terbaru Fed yang dirilis pada Rabu, proyeksi rata-rata para pejabat Fed untuk tingkat suku bunga federal fund yang sesuai adalah 4,6 persen pada akhir tahun ini, 3,9 persen pada akhir 2025, dan 3,1 persen pada akhir 2026 - masih di atas target inflasi jangka panjang Fed.
Proyeksi rata-rata suku bunga federal fund terbaru untuk tahun 2025 dan 2026 naik dari 3,6 prrsen dan 2,9 persen yang dibuat pada bulan Desember.
Proyeksi ekonomi triwulanan juga menunjukkan bahwa para pejabat The Fed merevisi naik proyeksi rata-rata inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) menjadi 2,6 persen, naik dari 2,4 persen yang diproyeksikan pada bulan Desember.
Kepala The Fed mencatat rekan-rekannya dan dia sangat menyadari inflasi yang tinggi membebankan karena mengikis daya beli, terutama bagi mereka yang paling tidak mampu memenuhi biaya kebutuhan pokok yang lebih tinggi seperti makanan, perumahan, dan transportasi.
Selama pandemi covid-19, inflasi melonjak dan IHK tahun ke tahun mencapai puncaknya pada 9,1 persen pada Juni 2022, tertinggi dalam empat dekade terakhir. Meskipun bank sentral telah menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi, dampak kenaikan harga terus membuat warga Amerika khawatir, yang merupakan tantangan ekonomi yang terus berlanjut bagi pemerintahan Joe Biden.
Jajak pendapat Gallup pada Januari menunjukkan 63 persen orang dewasa AS mengatakan kenaikan harga baru-baru ini telah menyebabkan kesulitan keuangan bagi keluarga mereka.
Ini termasuk 17 persen yang mengatakan hal ini merupakan kesulitan yang parah yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mempertahankan standar hidup mereka dan 46 persen yang melaporkan hal ini merupakan kesulitan yang moderat tetapi tidak membahayakan standar hidup mereka.