Kuasa hukum keluarga Khenza, Samuel Parasian Sinambela. Foto: Metrotvnews.com/Siti Yona Hukmana.
Jakarta: Keluarga mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Kenzha Erza Walewangko, 22, mendatangi Polda Metro Jaya bersama kuasa hukumnya. Mereka meminta Polda Metro mengambil alih kasus kematian Khenza dari Polres Metro Jakarta Timur, karena tak kunjung terang.
Kuasa hukum keluarga Khenza, Samuel Parasian Sinambela mengatakan, belum ada terungkap sosok yang bertanggung jawab dari peristiwa yang menewaskan Khenza. Padahal, pelaporan atas kematian mahasiswa fakultas ilmu sosial dan politik (fisipol) UKI itu di Polres Metro Jakarta Timur dilayangkan pada awal Maret lalu.
"Keluarga berharap terungkap siapa pelaku daripada kematian Khenza. Namun, sampai detik ini tidak diketahui, tidak ada pelaku daripada yang bertanggung jawab. Sehingga, keluarga daripada Khenza melaporkan ke Polda Metro Jaya," kata Samuel di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat, 12 April 2025.
Samuel mengatakan laporan ke Polda Metro Jaya telah dilayangkan beberapa waktu lalu. Bahkan, hari ini sudah ada saksi dari pelapor diperiksa penyidik Polda Metro Jaya.
"Sehingga, besar harapan daripada keluarga dan penasihat hukum agar persoalan terang benderang, agar persoalan ini terungkap secara jelas siapa pelaku daripada kematian Khenza," ungkap dia.
Di sisi lain, ia juga berharap para mahasiswa yang terlibat mau bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan kepada korban. Khenza diduga kuat meninggal karena dikeroyok teman kampus beda fakultas di area parkir UKI pada Selasa, 4 Maret 2025.
Samuel melanjutkan ada sejumlah alasan pihaknya meminta Polda Metro mengambil alih kasus ini. Pertama, keluarga menemukan banyak kejanggalan dari proses penanganan kasus tersebut.
Kemudian, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Armunanto Hutahaean disebut dosen tetap fakultas hukum di UKI. Samuel meyakini penanganan kasus tidak akan objektif bila masih ditangani Polres Jakarta Timur.
"Bagaimana persoalan itu bisa terungkap kalau memang ini janggal, udahlah biar serahkan ke Polda Metro Jaya, biar diungkapkan ke Polda Metro Jaya," ungkap dia.
Sementara itu, Samuel belum mengungkap sosok terlapor. Dia hanya memberi sinyal terlapor adalah pihak yang bertanggung jawab di UKI dan penyidik Polres Metro Jakarta Timur.
"Yang jelas saat ini adalah keluarga meminta untuk kasus anaknya atau keluarganya siapa pelakunya? kenapa gak diserahkan kepada yang berwajib. Ada yang ditutup-tutupi kah? Ada yang diskenariokan kah? Sehingga menurut saya harus terang benderang, berlaku jujur, terbuka, katakan kebenaran di atas kebenaran. Katakan salah di atas kesalahan," pungkasnya.
Sebelumnya, Kenzha disebut mengalami penyiksaan dalam pengeroyokan. Kondisi itu diketahui sebelum Kenza meninggal pada Selasa 4 Maret 2025.
"Anak kami ini sangat jelas sebelum matidisiksa dalam pengeroyokan yang terjadi di dalam area kampus. Ini terbukti adanya luka lebam, ceplakan sepatu, hingga tulang rusuk patah,” ucap EH Happy Walewangko saat diwawancarai Metrotvnews, Senin, 7 April 2025.
Happy menceritakan kondisi Kenzha dinilai sangat memprihatinkan. Pertama, didapati luka lebam dibagian pundak belakang sebelah kiri. Bukan hanya luka lebam, namun ceplakan sol sepatu juga nampak terlihat jelas.
"Luka lebam juga bukan hanya dipundak tapi disekujut tubuh Kenzha juga ada seperti dipunggung,” ucap Happy.
Happy mengatakan luka lainnya terdapat pada bagian kuping belakang sebelah kanan mengalami robek. Bahkan tengkorak Kenzha juga terlihat pada bagian belakang kuping. Petugas yang memandikan juga menyebutkan tulang rusuk Kenzha patah.