Rupiah. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 16 September 2025 16:43
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan.
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 16 September 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.440 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 24,5 poin atau setara 0,15 persen dari posisi Rp16.415,5 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 24,5 poin, sebelumnya sempat menguat 55 poin di level Rp16.440 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp16.415,5 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp16.435 per USD. Rupiah turun 48 poin atau setara 0,29 persen dari Rp16.387 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.385 per USD. Mata uang Garuda tersebut justru menguat 20 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.405 per USD.
Rupiah terhimpit memanasnya perang Rusia-Ukraina
Ibrahim mengungkapkan, pergerakan rupiah pada hari ini dipengaruhi oleh sentimen pasukan Rusia yang melancarkan serangan besar-besaran di Kota Zaporizhzhia di tenggara Ukraina, menyusul serangkaian serangan Kyiv terhadap infrastruktur minyak Rusia dalam beberapa pekan terakhir.
"Kyiv terlihat secara khusus menargetkan fasilitas minyak Rusia dalam upaya untuk menghalangi kemampuan Moskow mendanai perangnya melawan Ukraina," papar Ibrahim.
Presiden AS Donald Trump pekan lalu menyerukan sanksi tingkat kedua terhadap industri minyak Rusia, kali ini menargetkan pembeli utama seperti India dan Tiongkok. Trump telah mengenakan tarif perdagangan sebesar 50 persen kepada India pada akhir Agustus terkait masalah ini.
Trump juga terlihat mendesak negara-negara NATO, Uni Eropa, dan G7 untuk berhenti membeli minyak Rusia dan meningkatkan tekanan tarif terhadap India dan Tiongkok.
Pada pertemuan The Fed pada 16-17 September, selain pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin yang sudah hampir pasti, pasar juga akan berfokus pada proyeksi kebijakan The Fed ke depannya dan proyeksi ekonomi terbaru, yang akan membentuk arah kebijakan moneter hingga akhir tahun.
Perkembangan politik di Washington terus memanas, setelah senat mengonfirmasi Stephen Miran, penasihat ekonomi Trump, ke Dewan Gubernur The Fed.
"Investor memandang penunjukan ini sebagai tanda bahwa bank sentral dapat menghadapi tekanan yang lebih kuat untuk menyelaraskan diri dengan kebijakan Gedung Putih," urai dia.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
Kucuran dana Rp200 triliun direspons negatif pasar
Selanjutnya, Ibrahim mengatakan pasar merespons negatif gebrakan Menteri Keuangan (Menkeu)
Purbaya Yudhi Sadewa mengucurkan dana Rp200 triliun yang mengendap di Bank Indonesia (BI) untuk disalurkan perbankan menjadi kredit.
"Pada awalnya cukup menggembirakan pasar, tapi berbau politis agar mendapatkan simpati publik. Namun, program tersebut berpotensi melanggar konstitusi, yaitu tiga undang-undang sekaligus yang berbau politis agar mendapatkan simpati publik," terang Ibrahim.
Walaupun mendapatkan sanggahan dari pemerintah, dengan mengatakan kebijakan tersebut akan memperkuat peran bendahara umum negara dalam mengelola kas secara aktif dan optimal, sesuai praktek treasury managemen di negara-negara modern. "Tapi dana yang ditempatkan tetap dicatat, diawasi, dan dapat ditarik kembali," sebut dia.
Dalam pengucuran dana, seharusnya dimulai dari proses legislasi yang baik melalui APBN dan diajukan dengan sistematis berapa jumlah yang diperlukan dan program apa saja yang akan dijalankan. Proses penyusunan, penetapan, dan alokasi APBN diatur oleh UUD 1945 Pasal 23, UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara, dan UU APBN setiap tahun.
Ibrahim menegaskan, prosedur resmi dan aturan main ketatanegaraan harus dijalankan karena anggaran negara masuk ke dalam ranah publik, bukan anggaran privat atau perusahaan. Proses kebijakan yang benar harus dijalankan berdasarkan aturan main, sebab jika tidak akan menjadi preseden anggaran publik dipakai seenaknya di masa mendatang.
"Pejabat-pejabat negara, harus menaati aturan dan menjalankan kebijakan sesuai rencana kerja pemerintah (RKP), yang datang dari kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, sehingga tidak ada program yang datang di tengah-tengah dan semaunya," tukas Ibrahim.
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Rabu besok akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan menguat.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.400 per USD hingga Rp16.450 per USD," jelas Ibrahim.