Harga Emas Berpotensi Naik ke USD2.929 di Awal Pekan

Ilustrasi kenaikan harga emas. Foto: Freepik.

Harga Emas Berpotensi Naik ke USD2.929 di Awal Pekan

Husen Miftahudin • 10 March 2025 10:31

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) terus menunjukkan tren bullish dan mendekati batas atas kisaran mingguan. Bias jual terhadap dolar AS (USD) tetap dominan, didorong oleh meningkatnya spekulasi Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga beberapa kali pada 2025.

"Kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi AS turut menekan USD, yang kini berada di level terendah multi-bulan. Kondisi ini menjadi faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas sebagai aset safe haven," ungkap analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha dikutip dari analisis harian, Senin, 10 Maret 2025.

Analisis teknikal Andy menunjukkan kombinasi candlestick dan indikator Moving Average saat ini mengindikasikan tren bullish yang masih kuat pada XAU/USD. Proyeksi hari ini menunjukkan potensi kenaikan emas hingga level USD2.929. Namun, jika harga mengalami pembalikan (reversal), penurunan dapat mencapai USD2.893 sebagai target terdekat.

Pada sesi perdagangan Asia pada awal Senin (10/3), harga emas telah menarik minat beli dan bertahan di sekitar level USD2.915. Ketidakpastian global dan kebijakan perdagangan yang agresif dari Presiden AS Donald Trump menjadi faktor pendorong permintaan emas.

Trump baru-baru ini mengeluarkan perintah eksekutif yang mengecualikan barang dari Kanada dan Meksiko di bawah Perjanjian USMCA, hanya dua hari setelah menerapkan tarif baru. Namun, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menegaskan tarif 25 persen pada impor baja dan aluminium yang dijadwalkan berlaku mulai Rabu kemungkinan besar tidak akan ditunda.

Ketidakpastian kebijakan tarif ini diperkirakan akan meningkatkan permintaan aset safe haven seperti emas dalam jangka pendek. Selain itu, pelemahan di sektor tenaga kerja AS turut mendukung pergerakan bullish emas.
 

Baca juga: Siap-siap, Harga Emas Dunia Bakal Sentuh USD3.000 Pekan Depan


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Fed bakal melonggarkan kebijakan moneter


Data Nonfarm Payrolls (NFP) AS pada Februari hanya meningkat sebesar 151 ribu, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 160 ribu. Selain itu, angka NFP bulan Januari direvisi turun menjadi 125 ribu dari 143 ribu sebelumnya. Tingkat pengangguran juga meningkat menjadi 4,1 persen dari sebelumnya 4,0 persen.

"Kondisi pasar tenaga kerja yang melemah semakin memperkuat keyakinan The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya untuk mencegah perlambatan ekonomi lebih lanjut. Hal ini memberikan tekanan tambahan terhadap USD dan mendukung harga emas, mengingat logam mulia ini berdenominasi dalam dolar AS," urai Andy.

Selain itu, kebijakan perdagangan Trump yang tidak menentu semakin membebani sentimen investor. Perubahan arah kebijakan tarif yang diterapkan terhadap Meksiko dan Kanada menambah ketidakpastian di pasar global.

Trump sempat mengecualikan beberapa barang dari Kanada dan Meksiko dari tarif 25 persen, hanya beberapa hari setelah menerapkannya. Kebijakan yang berubah-ubah ini menambah tekanan terhadap Dolar AS dan semakin menguntungkan harga emas.

"Dengan kombinasi faktor fundamental dan teknikal yang ada, prospek jangka pendek emas masih cenderung bullish, dengan peluang mencapai level lebih tinggi jika tekanan terhadap USD berlanjut dan ketidakpastian global meningkat. Namun, volatilitas tetap menjadi faktor yang harus diperhatikan oleh investor, karena perubahan sentimen pasar yang mendadak dapat memicu koreksi harga yang signifikan," jelas Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)