Sinyal Penurunan Bunga Fed Jadi Angin Segar Bagi Pelaku Usaha RI

Ilustrasi. Foto: Dokumen Kementerian Keuangan

Sinyal Penurunan Bunga Fed Jadi Angin Segar Bagi Pelaku Usaha RI

M Ilham Ramadhan Avisena • 26 August 2024 09:40

Jakarta: Sinyal penurunan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) merupakan angin segar bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Tingginya bunga acuan The Fed menyebabkan bank sentral negara-negara berkembang memperketat kebijakan bunga acuan.
 
Bank Indonesia, misalnya, mau tak mau harus memasang BI Rate lebih tinggi dari bunga acuan The Fed. Itu dilakukan untuk mempertahankan daya tarik dan menjaga kepercayaan pasar terhadap instrumen keuangan pemerintah.
 
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai kondisi yang demikian menahan geliat ekonomi dalam negeri.
 
"Sebetulnya kita tidak punya kepentingan yang mendesak secara internal untuk menaikkan suku bunga acuan karena inflasi kita sangat stabil dan sangat within target," ujarnya saat dihubungi, dikutip Senin, 26 Agustus 2024.
 
"Dengan penurunan suku bunga The Fed nanti, kami harap BI juga bisa mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan dan menstimulasi penurunan suku bunga pinjaman riil yang lebih cepat di lapangan agar pertumbuhan kita yang agak sluggish ini bisa lebih terstimulasi," tambah dia.
 

Baca juga: Tiga Bank Gubernur Sentral Utama di Uni Eropa Beri Isyarat Penurunan Suku Bunga
 

Rupiah bakal menguat

 
Tingginya bunga acuan The Fed sedianya merupakan respons dari bank sentral Amerika Serikat dari pelemahan ekonomi Negeri Paman Sam, serta indikator Purchasing Manager's Index yang mengalami kontraksi.
 
Karenanya, The Fed mengambil peran dengan memasang bunga acuan di level yang tinggi sebagai insentif moneter agar likuiditas mengalir lebih deras di sistem perekonomiannya.
 
Analis Kebijakan Ekonomi Apindo Ajib Hamdani menyampaikan, jika nantinya The Fed menurunkan suku bunganya, maka itu akan memberi potensi kenaikan supply terhadap pasar keuangan di Indonesia. Dari situasi itu, besar kemungkinan rupiah bakal cenderung menguat.
 
"Momentum ini harus dioptimalkan oleh regulator, karena akan memperkuat perekonomian dalam negeri. Bahkan Bank Indonesia juga bisa ikut menyesuaikan membuat penyesuaian tingkat suku bunga acuan agar daya beli masyarakat kembali naik," jelas Ajib.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)