Ilustrasi. Medcom
Siti Yona Hukmana • 19 January 2025 15:15
Jakarta: Polisi tengah menyelidiki pengelola akun media sosial yang diduga melakukan doxing dan mengirim paket tak dikenal kepada pengamat sepak bola Tommy Welly alias Bung Towel. Penyelidikan berbekal laporan polisi nomor: LP/B/397/1/2025/SPKT/Polda Metro Jaya.
Laporan masuk pada Jumat, 17 Januari 2025. Laporan terkait dugaan pencemaran nama baik dan penyebaran data pribadi atau doxing.
“Pelapor TW (53), pelaku dalam lidik,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam keteranganya, Minggu, 19 Januari 2025.
Ade Ary menuturkan doxing dialami Bung Towel pada 17 Desember 2024. Tindak pidana yang diterima berupaya ancaman korban akan disiram air keras dan anaknya akan diculik.
"Yang ditujukan kepada korban oleh beberapa akun Instagram diduga milik pelaku,” ujar matan Kapolres Metro Jakarta Selatan itu.
Ade Ary menyebut unggahan terduga pelaku membuat korban tidak nyaman. Korban merasa dirugikan dan diancam.
Terduga pelaku yang dilaporkan ditersangkakan dengan Pasal 45 ayat (4) Jo Pasal 27 A Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan atau Pasal 65 Jo Pasal 67 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi.
Sementara itu, Bung Towel mengaku melaporkan peristiwa ini karena merasa terganggu dari perbuatan doxing yang dikirim lewat pesan WhatsApp tidak dikenal hingga media sosial. Bahkan, pelaku sudah menyasar anak-anaknya.
"Ini saya lakukan karena penyerangan sudah menyerempet putra dan putri saya. Jadi mereka juga mengalami doxing, data pribadinya disebar," kata Bung Towel, Jumat, 17 Januari 2025.
Selain itu, bentuk pengancaman lain datang lewat paket COD yang banyak dikirim ke rumah. Perbuatan itu disebut sangat mengganggu ketenangan keluarganya.
"Ke rumah saya banyak paket yang tidak pernah saya pesan. Saya berharap orderan itu tidak diterima karena kasihan kurirnya kalau harus mengantar," ucap dia.
Bung Towel menduga serangan ini datang usai ia mengkritik kinerja mantan Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong. Padahal, kata dia, komentar yang disampaikan sesuai konteks sepak bola.
"Saya menduga seperti itu (akibat kritik STY), karena setiap memberi catatan kritis terhadap kinerja STY, itu otomatis terjadi penyerangan," ungkap dia.