Polri Akui Sulit Tutup Penyelundupan Narkoba dari Jalur Laut

Kabareskrim Komjen Wahyu Widada. Foto: Medcom.id/Siti Yona.

Polri Akui Sulit Tutup Penyelundupan Narkoba dari Jalur Laut

Siti Yona Hukmana • 18 September 2024 18:04

Jakarta: Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengakui sulit menutup jalur laut dari penyelundupan narkoba. Hal ini ia sampaikan menyusul banyaknya narkoba dari luar negeri masuk lewat laut Indonesia.

"Tentunya kalau kita mau menutup laut Indonesia, membutuhkan sumber daya yang luar biasa. Perbatasan darat kita juga ada, dan itu adalah beberapa yang masuk di sini adalah melalui perbatasan darat yang ada di Kalimantan," kata Wahyu dalam konferensi pers di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Rabu, 18 September 2024.

Wahyu mengungkap bahwa Polri kerap mengungkap kasus narkoba mulai dari Aceh, Riau, hingga Kalimantan. Pengungkapan kasus itu disebut menunjukkan bahwa tantangan terhadap peredaran gelap narkoba bukan suatu hal yang mudah.

"Karena Indonesia sendiri juga memiliki tantangan yang spesifik khususnya dari aspek geografis. Tanah Air kita berdiri dari 17.600 pulau, dua per tiga wilayah kita lautan, dan banyak sekali pintu-pintu masuk," ungkap jenderal bintang tiga itu.
 

Baca juga: Sabu Jaringan Internasional Senilai Rp6,7 Miliar Dimusnahkan Polres Pelabuhan Makassar

Wahyu menilai posisi strategis Indonesia itu dimanfaatkan oleh para pelaku untuk memudahkan memasukkan barang-barang dalam bentuk rekursor maupun narkoba yang sangat membahayakan generasi muda. Selain geografis dan laut, tantangan juga terdapat dari aspek kemajuan teknologi.

"Di mana sekarang memunculkan modus-modus baru khususnya dalam rangka transaksi keuangan itu sudah juga tidak hanya menggunakan uang melalui transfer perbankan, tetapi sudah menggunakan uang dalam bentuk kripto," ujar Wahyu.

Selain itu, para pelaku juga disebut berusaha menutupi pendapatannya dengan menyamarkan hasil yang didapatkan dari narkoba dengan mengalihkan harta kekayaan. Seperti tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan menyamarkan aset dan kejahatan lainnya.

"Oleh karena itu, kita terus melakukan pengejaran untuk melaksanakan aset tracing dalam rangka menelusuri aset-aset yang sudah digunakan untuk membeli aset-aset mereka," pungkas Wahyu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)