BI Diramal Bakal Sunat Lagi Suku Bunga Acuan

Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.

BI Diramal Bakal Sunat Lagi Suku Bunga Acuan

Insi Nantika Jelita • 26 September 2024 12:27

Jakarta: Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan kembali memangkas suku bunga acuan atau BI Rate pada akhir tahun ini. Hal tersebut seiring dengan proyeksi Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) yang akan menurunkan suku bunga acuan atau fed funds rate/FFR dua kali lagi di tahun ini.

Pada Rabu, 19 September 2024 waktu AS, The Fed mengumumkan memangkas FFR sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0 persen. Penurunan FFR diprediksi masih akan berlanjut pada November dan Desember 2024. Sementara, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 6,0 persen.

"Dengan adanya pemangkasan FFR lagi pada November-Desember, kami melihat akan ada ruang pemangkasan suku bunga acuan BI 25 bps," ujar Andry dalam Media Gathering Kementerian Keuangan di Serang, Banten, dikutip Kamis, 26 September 2024.

Keyakinan penurunan kembali BI Rate itu, ungkapnya, diperkuat dengan asesmen inflasi Indonesia yang akan tetap terkendali dan rendah di bawah kisaran 2,5 persen pada tahun ini.
 

Baca juga: Pemerintah Pastikan Dukung Kebijakan Pemangkasan BI Rate
 

BI punya ruang pangkas 25-75 bps


Andry menambahkan dengan potensi The Fed akan memangkas suku bunga lagi hingga ke level 3,5 persen, ruang penurunan suku bunga BI akan semakin lebar di tahun depan.

"Dengan FFR yang dipangkas ke 3,5 persen, akan ada ruang pemangkasan BI Rate 25-75 bps," terang dia.


(Logo Bank Indonesia. Foto: MI/Usman Iskandar)

Andry menuturkan dampak pemangkasan suku bunga The Fed membawa angin segar bagi pasar saham dan pasar obligasi (bond market) Indonesia. Ini karena dengan suku bunga meningkat maka harga obligasi akan turun.

"Bagi dunia usaha ini akan bisa menurunkan bond market kita, dan artinya bond prices atau harga obligasi akan meningkat. Jadi, akan ada opsi korporasi mencari pendanaan dengan rate yang lebih murah," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)