Berantas Pelecehan Seksual Tanpa Pandang Bulu

Kasus pelecehan seksual oleh seorang pria difabel asal Nusa Tenggara Barat (NTB) Agus atau IWAS menjadi perbincangan publik. Kasus ini mencuat usai seorang mahasiswi melapor ke polisi bahwa dirinya menjadi korban pelecehan seksual oleh Agus pada Oktober 2024.

Hingga kini tercatat ada 17 orang yang melapor dari yang awalnya 15 orang. Dua korban baru ini, satu di antaranya masih di bawah umur. 

Salah satunya mengaku sudah dilecehkan. Sementara lainnya dalam tahap percobaan pelecehan seksual.

Meski Agus sempat mengelak dan menyebut difitnah, namun penjaga homestay di Mataram justru menyatakan hal sebaliknya. Agus disebut sering memesan kamar nomor enam dan membawa wanita yang berbeda-beda.

"(Agus) hampir setiap hari (ke homestay)," ujar penjaga homestay.
 

Baca juga: Penanganan Kasus Agus Tunadaksa Dinilai Bentuk Perlindungan terhadap Kelompok Rentan

Belakangan terungkap bahwa Agus tidak beraksi seorang diri. Namun, sang ibu ikut terseret. Ia meyakinkan para korban bahwa Agus butuh bantuan bahkan menjanjikan emas untuk korban-korban Agus.

"Empat korban itu menyatakan bahwa dia berkomunikasi dengan ibunya. Artinya, si pelaku itu mendorong kemudian memfasilitasi supaya korban itu berkomunikasi dengan ibunya," kata Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB Joko Jumadi

Kasus pelecehan seksual yang dilakukan Agus, seorang penyandang difabel hingga kini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian. Sementara Agus sudah ditetapkan sebagai tersangka.