Kemenlu Kecam Upaya Netanyahu Menguasai Gaza

16 August 2025 17:03

Jakarta: Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengecam keras pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut akan menguasai penjuru Gaza, Palestina. Langkah tersebut bertentangan dengan hukum internasional dan piagam PBB.

"Jika ini diteruskan hanya akan memperburuk situasi kemanusiaan serta memperburuk harapan terjadinya perdamaian di Timur Tengah," ujar Jubir Kemenlu Vahd Nabyl A Mulachela, dalam program Headline News Metro TV, Sabtu, 16 Agustus 2025.

Vahd menyampaikan, Indonesia akan terus menggalang dukungan PBB dan berbagai forum internasional untuk menolak rencana Israel tersebut.

Sebelumnya, Netanyahu mengatakan pada  Minggu 10 Agustus 2025 bahwa ia berharap dapat menyelesaikan serangan baru ke Gaza "cukup cepat", seiring Dewan Keamanan PBB mendengar tuntutan baru untuk mengakhiri penderitaan di wilayah Palestina tersebut.
 

Baca: Netanyahu Bela Rencana Operasi Baru Gaza di Tengah Kecaman DK PBB
 


Netanyahu, berbicara setelah kabinet keamanannya pada hari Jumat menyetujui rencana yang banyak dikritik untuk menguasai Kota Gaza, mengatakan ia tidak punya pilihan selain "menyelesaikan tugas" dan mengalahkan Hamas untuk membebaskan para sandera yang disita dari Israel.

Ia mengatakan serangan baru ke Gaza bertujuan untuk menyerang dua benteng Hamas yang tersisa, yang menurutnya merupakan satu-satunya pilihannya karena penolakan kelompok Palestina tersebut untuk meletakkan senjata. Hamas mengatakan, pihaknya tidak akan melucuti senjata kecuali negara Palestina merdeka didirikan.

Tidak jelas kapan serangan tersebut, yang akan menjadi upaya terbaru dari serangkaian upaya militer Israel untuk membersihkan militan dari Kota Gaza, akan dimulai.

"Batas waktu yang kami tetapkan untuk aksi ini cukup cepat. Pertama-tama, kami ingin memungkinkan pembentukan zona aman agar penduduk sipil Kota Gaza dapat pindah," tambah Netanyahu, seperti dikutip Anadolu, Senin 11 Agustus 2025.

“Kota yang dihuni satu juta orang sebelum perang dua tahun itu akan dipindahkan ke zona aman,” ujar Netanyahu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)