Minim Saksi, Kasus Kematian Arya Daru Semakin Kompleks

18 July 2025 23:09

Jakarta: Lebih dari sepekan penyebab kematian diplomat muda Arya Daru Pangayunan masih menyisakan tanda tanya besar. Minimnya saksi membuat kasus ini kian kompleks.

Kriminolog UI, Haniva Hasna, menilai penyidik harus cermat mencari alat bukti. Sempat ada dugaan bunuh diri, namun belum ada bukti yang cukup.

"Yang menjadi kompleks adalah karena kita sekarang yang kita temui adalah korban saja gitu ya. Kita enggak tahu siapa pelakunya," ujar Haniva, dikutip dari Metro Hari Ini, Metro TV, Jumat, 18 Juli 2025.

Selain dugaan bunuh diri, ada juga dugaan bahwa Daru memiliki fetish tertentu. Namun, hal itu juga belum ada bukti yang kuat untuk menjawabnya.

"Ketika dia dituduh menjadi seseorang yang punya fetish tertentu. Ketika dia punya fetish tertentu berarti kan ada bukti-bukti lain seperti apa namanya alat pelumas atau alat-alat yang lain yang digunakan sebagai media untuk melakukan fetish yang dituduhkan oleh masyarakat," katanya.

Kondisi kesehatan Daru yang dihubungkan sebagai penyebab kematian juga tidak bisa menjadi titik terang dalam kasus ini. Sebab, riwayat sakit gerd dan kolesterol yang dideritanya bukan pada level tertinggi.
 

Baca: Misteri Isi Plastik Hitam yang Dibuang Diplomat Arya Daru
 


Sosok Arya Daru dikenal sebagai pribadi yang baik dan tidak memiliki masalah dengan orang lain membuat jalan keluar dalam kasus ini menjadi buntu. Menurut Haniva, pemeriksaan digital forensik dapat menjadi petunjuk krusial untuk menguak penyebab kematian daru.

"Sehingga yang perlu kita perlu yang yang kita perlukan saat ini adalah digital forensik yang paling bisa menentukan apa saja yang terjadi, apa saja yang dibeli pada saat sebelum korban meninggal," kata Haniva.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengaku tak mau buru-buru mengungkap penyebab kematian Arya Daru. Pihaknya masih melakukan pemeriksaan sambil menunggu hasil laboratorium forensik. Kapolri menjamin anggotanya bekerja cermat.

"Yang jelas pemeriksaan-pemeriksaan ini terus dilakukan sambil menunggu hasil dari pemeriksaan. Kami lakukan pemeriksaan oleh kedokteran forensik, kemudian juga laboratorium forensik dan tentunya semuanya harus kita kumpulkan jadi satu untuk nanti kemudian menjadi kesimpulan terkait dengan peristiwa yang terjadi. Apakah peristiwa pidana ataukah peristiwa yang lain," ujar Listyo.

Hingga kini polisi telah memeriksa sejumlah saksi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sebanyak tiga kali. Rekaman kamera CCTV juga sudah diperiksa. Namun belum juga menemukan titik terang.


Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)