Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada (UGM) secara resmi telah menonaktifkan Dwi Hartono, mahasiswa program studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UGM. UGM mengambil langkah tegas ini setelah Dwi Hartono ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Pemerintah, Mohamad Ilham Pradipta.
Juru Bicara UGM I Made Andi Arsana, menyatakan, bahwa penonaktifan ini merupakan bentuk dukungan UGM terhadap proses penegakan hukum yang sedang berjalan. Keputusan tersebut disahkan melalui surat yang ditandatangani oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UGM, Didi Achjari.
"Yang bersangkutan telah dinonaktifkan dari seluruh kegiatan akademik pada semester gasal 2025/2026 sebagai bentuk dukungan UGM terhadap proses hukum dan penyelidikan yang sedang berlangsung," kata I Made Andi, seperti dilihat dalam program Primetime News Metro TV, Rabu, 27 Agustus 2025.
Pernah Terjerat Kasus Hukum
Berdasarkan informasi dari Polrestabes Semarang, Dwi Hartono ternyata memiliki rekam jejak kriminal. Kepala Satreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma, membenarkan bahwa Dwi Hartono pernah divonis dua tahun penjara terkait kasus pemalsuan
ijazah SMA Paket C.
Dalam kasus tersebut, Dwi Hartono berperan sebagai pihak yang mengondisikan pemalsuan ijazah.
Mohamad Ilham Pradipta diculik di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur pada Rabu, 20 Agustus 2025. Aksi penculikan pria 37 tahun itu terekam CCTV.
Korban ditemukan tewas oleh seorang warga saat menggembalakan hewan ternak di Desa Naga Sari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi pada Kamis pagi, 21 Agustus 2025 pukul 05.30 WIB. Korban ditemukan di persawahan dalam kondisi mata terlilit lakban dan tangan serta kaki terikat.
Hasil autopsi, pelaku diduga membunuh korban dengan benda tumpul pada bagian dada dan leher. Korban juga diduga tewas karena kehabisan oksigen. Sebab, diduga ada tekanan pada tulang leher dan dada yang menyebabkan korban kesulitan bernapas.
Sebanyak
delapan pelaku telah ditangkap. Empat pelaku penculikan berinisial AT, RS, RAH, dan RW atau Erasmus Wawo. Sementara itu, empat pelaku aktor intelektual berinisial DH atau Dwi Hartono, YJ, AA, dan C.
Polda Metro Jaya mengungkap Dwi Hartono adalah otak penculikan Ilham Pradipta. Dwi Hartono adalah pengusaha bimbingan belajar (bimbel). Motif penculikan dan pembunuhan masih didalami.