Polda Jabar Bantah Tembakan Gas Air Mata ke UNISBA

3 September 2025 11:35

Bandung: Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan membantah pihak kepolisian menembakkan gas air mata secara sengaja ke area Universitas Islam Bandung (UNISBA), saat unjuk rasa. Informasi yang beredar di media sosial (medsos) disebutnya hoaks.

"Itu hoaks. Kami (sudah) dapatkan CCTV, sudah konfirmasi kepada anggota kami, dan juga memiliki tim liputan," ujar Hendra, dalam program Selamat Pagi Indonesia Metro TV, Rabu, 3 September 2025.

Hendra memastikan pihaknya menembakkan gas air mata ke arah jalan di depan kampus UNISBA. Polisi harus menembakkan gas air mata untuk membubarkan oknum pelaku unjuk rasa yang menggunakan pakaian warna hitam.

"Mereka menghadang dengan batu-batu, kayu, dan bakaran," kata Hendra.
 

Baca juga: Mendiktisaintek Menyesalkan Insiden Penembakan Gas Air Mata di UNISBA
 
 

Upaya Mendiskreditkan Polisi

Menurut Hendra, oknum yang menggunakan pakaian warna hitam itu diduga mengumpulkan barang bukti berupa selongsong sisa gas air mata dan memindahkannya ke halaman UNISBA. Mereka diduga ingin membuat framing bahwa polisi sengaja menembakkan gas air mata ke kampus.

"Selongsong ditemukannya tadi itu merupakan suatu upaya untuk mendiskreditkan kepolisian," tutur Hendra.

Upaya penembakan gas air mata itu untuk mencegah oknum-oknum tersebut melakukan tindakan anarkis. Sebab, sudah banyak ditemukan tindakan anarkis saat unjuk rasa di Gedung DPRD Jabar dan sekitar Gedung Sate.

"Banyak sekali memang kami melakukan penembakan gas air mata. Mulai dari pukul 21.00 hingga 02.00 dini hari, itu baru berhenti," ucap Hendra.

Rektor UNISBA Bantah

Sebelumnya, Rektor UNISBA Harits Nu'man membantah kabar adanya aparat, dari TNI Polri masuk ke dalam wilayah kampus di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, saat terjadi kericuhan pada, Senin malam, 1 September 2025. Peristiwa kericuhan terjadi usai aksi di depan Gedung DPRD Jawa Barat dan terekam CCTV.

"Saya mengkoordinasi dengan teman-teman di bawah, dan saya lihat pantauan di sini, kami tidak melihat aparat kepolisian walaupun berpakaian preman masuk ke area kampus. Itu murni semuanya demonstran, ya saya sebutkan, pendemo, yang tadi disweeping masuk ke area kampus," kata Rektor Unisba, Harits Nu'man, saat konferensi di kampus Unisba, Selasa 2 September 2025.

Haris mengatakan Unisba memang dijadikan tempat penanganan medis untuk peserta aksi di Gedung DPRD Kota Bandung. Tapi, kata Harits, posko medis telah ditutup pukul 21.00 WIB, Senin 1 September 2025.

"Proses penanganan korban itu berakhir pada jam 20.30. Jam 20.30 sampai jam 21.00 itu masih ada korban yang napasnya masih sesak dan lemas. Itu sudah selesai kita bantu, kita tangani, kita evakuasi dan selamat mereka dijemput oleh keluarganya. Nah posko tutup di jam 21.00," kata Harits.






Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)