Rupiah. Foto: Metrotvnews.com/Husen.
Husen Miftahudin • 17 October 2025 10:08
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan, meski tipis.
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 17 Oktober 2025, rupiah hingga pukul 09.57 WIB berada di level Rp16.588,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah tipis delapan poin atau setara 0,05 persen dari Rp16.581 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.575 per USD. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan kembali melemah.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.580 per USD hingga Rp16.620 per USD," jelas Ibrahim.
Berharap Fed pangkas suku bunga lagi
Ibrahim mengungkapkan, nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini dipengaruhi oleh sentimen para pedagang yang memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin yang hampir pasti akan terjadi oleh The Fed pada Oktober, diikuti oleh penurunan
suku bunga berikutnya pada Desember, setelah Ketua Jerome Powell menyampaikan nada yang lebih dovish.
Beige Book Federal Reserve menunjukkan aktivitas ekonomi AS hanya sedikit berubah dalam beberapa pekan terakhir, dengan para pelaku bisnis menyebutkan permintaan yang lebih lambat dan tekanan biaya yang masih ada.
Laporan tersebut juga mencatat tanda-tanda awal penurunan di pasar tenaga kerja. Nada yang tenang tersebut mendukung ekspektasi bahwa The Fed akan bergerak untuk mendukung pertumbuhan.
Selain itu, meningkatnya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok, setelah Washington mengancam tarif baru untuk barang-barang buatan Tiongkok dan Beijing memperluas kontrol ekspor untuk bahan tanah jarang.
"Ketegangan perdagangan AS-Tiongkok yang kembali muncul menimbulkan risiko penurunan yang 'material' terhadap prospek ekonomi, sehingga semakin penting bagi Federal Reserve AS untuk memangkas suku bunga acuannya," terang Ibrahim.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
Utang luar negeri turun
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2025 sebesar USD431,9 miliar, menurun dibandingkan posisi ULN pada Juli 2025 yang tercatat sebesar USD432,5 miliar. Secara tahunan, BI mencatat ULN Indonesia pada Agustus 2025 tumbuh 2 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2025 sebesar 4,2 persen (yoy).
Perkembangan ini terutama bersumber dari melambatnya pertumbuhan ULN sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN sektor swasta. Secara rinci ULN pemerintah dan ULN swasta pada periode Agustus 2025.
Untuk ULN pemerintah, pertumbuhannya melambat. Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan aliran masuk nodal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.