Nggak Banyak Gerak, Rupiah Masih Berkutat di Rp16.200-an Pagi Ini

Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: dok MI/Pius Erlangga.

Nggak Banyak Gerak, Rupiah Masih Berkutat di Rp16.200-an Pagi Ini

Husen Miftahudin • 10 March 2025 09:46

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan tipis.

Mengutip data Bloomberg, Senin, 10 Maret 2025, rupiah hingga pukul 09.23 WIB berada di level Rp16.299 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah tipis lima poin atau setara 0,03 persen dari Rp16.294 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.294 per USD. Rupiah juga melemah lima poin atau setara 0,03 persen dari Rp16.289 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.280 per USD hingga Rp16.340 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 

Baca juga: Jelang Akhir Pekan, Rupiah Unjuk Gigi di Level Rp16.294 per USD


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Dolar terpukul hingga harga pangan stabil


Menurut Ibrahim, pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi oleh terpukulnya dolar AS imbas meningkatnya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi AS, dengan ketidakpastian atas dampak kebijakan Trump, setelah Presiden AS Donald Trump membuat konsesi untuk Kanada dan Meksiko dari tarif 25 persen yang baru-baru ini dikenakannya.

Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengatakan kebijakan Trump mengaburkan prospek ekonomi AS, dan juga memperingatkan tarifnya dapat mendukung inflasi. The Fed secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah karena mencari kejelasan lebih lanjut tentang ekonomi.

Di sisi lain, Ibrahim mengaku pasar keuangan domestik merespons positif upaya pemerintah yang memastikan harga pangan pokok tetap stabil selama Ramadan 2025, meski ancaman cuaca ekstrem menjadi bayang-bayang yang mampu mengganggu pasokan yang mempengaruhi hasil panen sejumlah komoditas.

Pemerintah bersama pelaku usaha juga terus berusaha menjaga harga pangan di tingkat konsumen tetap sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan penjualan (HAP). Ini penting agar inflasi pangan tetap positif.

"Salah satu perhatian utama saat ini adalah harga cabai yang mengalami kenaikan akibat terganggunya pasokan karena faktor cuaca. Petani pun didorong untuk mulai memanfaatkan teknologi seperti cungkup atau greenhouse agar produksi cabai tetap terjaga saat musim hujan," papar Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)