Alvaro Kiano Nugroho. Foto: Dok. Polsek Pesanggrahan.
Siti Yona Hukmana • 26 November 2025 07:55
Jakarta: Tugimin, 71, kakek dari seorang bocah 6 tahun bernama Alvaro Kiano Nugroho tidak menyangka cucu kesayangannya dibunuh oleh ayah tiri, Alex Iskandar. Sebab, Alex selalu baik dengan Alvaro.
Hal ini disampaikan Tugimin saat ditemui di kediamannya Gang Al-Muflihun Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Tugimin menyebut setiap datang ke rumah, Alex selalu menuruti permintaan Alvaro untuk pergi ke minimarket membeli es.
Hubungan Alvaro dengan ayah sambungnya itu dipandang Tugimin baik. Alvaro memanggil Apak kepada Alex, panggilan om dalam bahasa China. Diketahui, memang Alex berdarah China dan mualaf pada 2023.
"Dia minta mau beli ini, beli ini begitu. Jadinya kalau minta itu harus diturut. Kalau enggak diturutin, itu biasanya ngamuk dia. Sepanjang jalan itu ngomong, aku minta ini enggak dibeliin, aku minta ini enggak dibeliin. Pelit," kata Tugimin, menirukan cucunya Alvaro, Rabu, 26 November 2025.
Tugimin melanjutkan Alvaro juga sering menginap seminggu sekali di kediaman Alex dan ibunya Alex di Tangerang. Ketika Alvaro libur sekolah TK, keluarga Alex datang menjemput untuk mengajak jalan-jalan dan makan hingga menginap.
Namun, Alvaro suka tidak betah tidur di Tangerang dan minta pulang ke Pesanggrahan pada malam harinya. Sebab, Alvaro memang sangat dekat dengan Tugimin dan lebih nyaman tidur dengan sang kakek. Bahkan, panggilan Alvaro ke kakek adalah ayah.
"Karena malam itu kan mau cari ayah, cari bapak, bapak, gitu. Tapi ibunya (Alex) telepon, video
call kita untuk memberitahunya, ini Pak, Alvaro menangis terus, dia minta pulang, minta pulang, gitu. Itu pun dalam kondisi tengah malam. Terus ayah bilang, besok pagi pulang, baru pulang, gitu," tutur Tugimin.
Hancurnya hati sang ibu
Tugimin menyebut anaknya Arumi mengenal Alex saat bekerja di Tangerang. Kala itu, Arumi bersama temannya menyewa indekos di lantai 1 rumah Alex. Seiring perkenalan, keduanya saling menyukai dan menikah di KUA Kecamatan Pesanggrahan yang disaksikan langsung oleh Tugimin pada 23 Desember 2023.
Tidak lama setelah menikah, Arumi mendapat pekerjaan di Malaysia. Oleh karena faktor ekonomi, Arumi memilih berangkat meninggalkan anak dan suaminya, dan menitipkan dengan ayahnya Tugimin.
Arumi tidak menyangka, suaminya ternyata orang yang membunuh anaknya Alvaro. Tugimin menyebut sejak menerima kabar Alvaro ditemukan dalam keadaan meninggal dan pelakunya adalah suaminya, Arumi langsung lemas tidak berdaya.
Ibu Alvaro Kiano Nugroho, Arum. Foto: Metro TV/Dody Soebagio.
Tugimin mengatakan Arumi tiba di rumah dari Malaysia pada Senin malam, 24 November 2025. Setibanya, langsung dibawa Kapolsek Pesanggarahan AKP Seala Syah Alam ke RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur untuk tes DNA, mencocokkan bahwa kerangka manusia yang ditemukan benar Alvaro.
Setelah kembali dari RS Polri, Arumi hanya berdiam diri di kamar dan tidak nafsu makan. Arumi juga tidak punya kekuatan untuk berbicara dengan awak media.
"Mendengar anaknya dalam kondisi seperti itu ya sangat drop lah. Dari kemarin itu juga kelihatannya kurang makan juga. Artinya yang kurang makan itu gak nafsu makan gitu. Karena melihat kenyataan bahwa anaknya itu menjadi korban pembunuhan daripada suaminya sendiri pelakunya gitu," ungkap Tugimin.
Dendam cinta dan bayangan cemburu
Berdasarkan informasi polisi, motif Alex membunuh Alvaro karena dendam dengan istrinya, Arumi. Ia menduga Arumi selingkuh di Malaysia.
Merespons itu, Tugimin mengatakan di rumah tangga itu wajar terjadi perselisihan. Namun, harus dimusyawarahkan secara baik-baik.
Tugimin pun mengaku tidak bisa ikut campur dalam urusan rumah tangga anaknya. Ia hanya bisa meluruskan yang kurang baik.
Apapun alasannya, dendam sampai merusak diri sendiri dan keluarganya itu salah besar. Terlebih, melampiaskan ke anak yang tidak bersalah dan tidak berdosa.
Kedok sempurna Alex
Tugimin tidak menyangka Alex adalah pelaku penculikan dan pembunuhan Alvaro. Sebab, sejak hilang di Masjid Al Muflihun Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada 6 Maret 2025, Tugimin mengabarkan kepada Alex dan ikut mencari Alvaro.
Bahkan, malamnya ikut mengantar Tugimin membuat laporan di Polsek Pesanggrahan. Oleh karena belum 1x24 jam, polisi meminta Tugimin kembali datang esok hari apabila belum juga ditemukan.
Keesokan harinya, 7 Maret 2025, Alex juga menemani Tugimin membuat laporan polisi di Polsek Pesanggrahan. Namun, Polsek mengarahkan untuk membuat laporan di Polres Metro Jakarta Selatan karena kasus anak hilang ditangani polres. Tugimin diantar warga ke polres dan Alex pulang ke rumah.
Setelah laporan selesai dibuat, Tugimin dan keluarga tinggal menunggu perkembangan penyelidikan kepolisian. Namun, Tugimin tak ingin berdiam diri. Oleh karena ingin cucu cepat ditemukan, ia menyebar foto-foto Alvaro untuk ditempel di lampu merah.
Kakek Alvaro Kiano Nugroho, Tugimin (kiri). Foto: Metrotvnews.com/Siti Yona Hukmana.
Bahkan, penempelan foto ini dibantu Alex bersama warga menyusuri lampung merah. Dalam pamflet foto itu berisi informasi anak hilang dan nomor telepon yang bisa dihubungi bila melihat keberadaannya. Tak hanya di Jakarta, penempelan foto Alvaro dilakukan Alex di Depok, Cibinong, Parung hingga Bogor.
"Ya, kalau pelaku ini ya, sebetulnya sangat baik. Sangat baik dan bisa istilahnya, dia sampai menyembunyikan perbuatan itu selama 8 bulan lebih ya, hampir 9 bulan. Itu pintar dia menyembunyikan itu sampai kita pun lengah tidak ada kecurigaan ke pelaku sebetulnya. Karena apa? di lingkungan pun dia juga kita anggap baik," terang Tugimin.
Tugimin sangat kecewa dengan perbuatan Alex. Di balik kebaikannya, ia tega membunuh anak yang tidak berdosa.
"Kebaikan dia itu ternyata setelah terungkap ternyata itu kedoknya dia untuk mengelabuhi keluarga saya dan ibunya dan warga di sini," ucap Tugimin sambil berlinang air mata.
Akhir pencarian Alvaro
Setelah delapan bulan berlalu, akhirnya polisi menemukan jasad Alvaro dengan bantuan informasi saksi dan anjing pelacak atau K-9 di Kali Cilalay, Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada akhir November 2025. Alvaro
diculik dan dibunuh dengan cara dibekap oleh Alex Iskandar.
Pembekapan ini terjadi karena selama diculik Alvaro terus menangis. Jasad Alvaro sempat disimpan dalam plastik hitam selama tiga hari di garasi mobil kediamannya, Tangerang. Namun, keluarga di Tangerang tak ada yang mengetahui karena plastik hitam itu disebut berisi bangkai anjing.
Alex ditangkap dan dibawa ke
Polres Metro Jakarta Selatan. Namun, ia bunuh diri di ruangan konseling setelah ditetapkan tersangka dan hendak dimasukkan ke ruang tahanan.
Sementara itu, keluarga saat ini masih menunggu hasil tes DNA. Setelah hasilnya cocok dan dipastikan bahwa kerangka manusia itu Alvaro, keluarga langsung memakamkan di tanah wakaf Masjid Al-Muflihun, yang jaraknya tidak jauh dari rumah.