Rupiah. Foto: dok MI.
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan di tengah terpuruknya dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 14 Agustus 2025, rupiah hingga pukul 09.35 WIB berada di level Rp16.113,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sebanyak 88,5 poin atau setara 0,55 persen dari Rp16.202 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.232 per USD. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah akan kembali bergerak menguat.
"Nanti sore (penutupan perdagangan) rupiah kemungkinan besar ditutup di Rp16.095. Untuk kemungkinan akan ditutup di situ," ujar Ibrahim dalam analisisnya.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
Didorong sentimen suku bunga hingga pidato nota keuangan
Ibrahim mengungkapkan, rupiah pada hari ini dipengaruhi oleh sentimen data inflasi AS yang mengindikasikan bank sentral AS (The Fed) kemungkinan besar dalam pertemuan kebijakan di September akan mengubah arah suku bunga.
"Faktor yang memengaruhi penurunan suku bunga adalah tentang laporan
indeks harga konsumen di Amerika Serikat di Juli yang meningkat sesuai dengan yang diperkirakan," papar dia.
Di sisi lain, para pelaku pasar keuangan juga tengah menyoroti masuknya salah satu pejabat pemerintahan AS sebagai anggota dewan gubernur The Fed. Ini mengindikasikan akan ada perubahan-perubahan signifikan di bank sentral yang kemungkinan besar akan berbanding terbalik dengan Ketua Fed Jerome Powell.
Dari dalam negeri, para investor juga tengah menantikan pidato nota keuangan Presiden Prabowo Subianto untuk rancangan APBN 2026. Hal ini menjadi salah satu pendorong bagi penguatan rupiah hari ini.
"Hari ini investor fokus pada pidato Presiden Prabowo Subianto, yang dijadwalkan akan menyampaikan nota keuangan untuk APBN 2026," jelas Ibrahim.