Militer Nepal Terapkan Jam Malam Cegah Kerusuhan Semakin Meluas

12 September 2025 18:15

Nepal: Kericuhan masih belum terkendali di Nepal. Untuk mencegah unjuk rasa yang terus meluas, militer Nepal menerapkan jam malam.

Berbagai aksi vandalisme, penjarahan, atau serangan terhadap individu berujung tindakan tegas dari pihak militer.

Kepala Staf Angkatan Darat Nepal, Jenderal Ashok Raj Sigdel, menyampaikan permintaan kepada pengunjuk rasa untuk melakukan perundingan demi menemukan jalan keluar secara damai.

"Pasukan milter Nepal terus berupaaya menjaga perdamaian, dengan tetap menjaga kondisi dari aksi penjarahan," ujar Jenderal Ashok Raj Sigdel, dalam program Metro Siang Metro TV, Jumat, 12 September 2025.
 

Baca juga: Presiden Nepal Berupaya Akhiri Krisis Politik di Tengah Upaya Bentuk Pemerintahan Baru
 


"Kami berkomitmen melakukan segala upaya untuk memastikan keamanan dalam negeri. Termasuk keamanan warga negara," ujarnya.

51 Orang Tewas

Setidaknya 51 orang tewas dalam protes anti-korupsi yang diwarnai kekerasan di Nepal minggu ini, ungkap kepolisian pada Jumat 12 September 2025. Laporan terbaru muncul seiring dengan terungkapnya skala penuh kekacauan yang menggulingkan pemerintah.

Perundingan terus berlanjut antara presiden, perwakilan protes, tokoh-tokoh kunci potensial yang mungkin memimpin pemerintahan sementara, dan militer - yang telah memberlakukan jam malam dan mengambil alih kendali jalan-jalan.

Setidaknya 21 pengunjuk rasa termasuk di antara mereka yang tewas, sebagian besar pada Senin dalam tindakan keras polisi terhadap demonstrasi yang menentang larangan pemerintah terhadap media sosial, korupsi, dan tata kelola pemerintahan yang buruk.

Pada Selasa 9 September 2025, para pengunjuk rasa membakar parlemen, KP Sharma Oli mengundurkan diri sebagai perdana menteri, dan militer kemudian mengambil alih kendali jalan-jalan.

“Kami telah menemukan lebih dari 100 senjata yang dijarah dalam pemberontakan tersebut, di mana para pengunjuk rasa terlihat mengacungkan senapan otomatis,” ujar pihak Tentara Nepal, seperti dikutip dari AFP, Jumat 12 September 2025.


Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)