Rupiah Makin Tak Berdaya Lawan Dolar AS Pagi Ini

Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Usman Iskandar.

Rupiah Makin Tak Berdaya Lawan Dolar AS Pagi Ini

Husen Miftahudin • 19 June 2025 10:07

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 19 Juni 2025, rupiah pada pukul 09.47 WIB berada di level Rp16.364,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 52 poin atau setara 0,32 persen dari Rp16.312,5 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.314 per USD. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.310 per USD hingga Rp16.360 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 

Baca juga: Dolar AS Masih Terlalu Tangguh Lawan Mata Uang Utama Dunia
 

Kondisi geopolitik Timur Tengah kembali memanas


Ibrahim mengungkapkan, kondisi geopolitik di Timur Tengah kembali memanas, setelah tiga pejabat AS menyebutkan Pentagon memperkuat kehadiran militernya di kawasan dengan mengirim lebih banyak jet tempur serta memperpanjang masa penugasan pesawat tempur yang telah siaga di sana.

Ketegangan memuncak setelah Presiden AS Donald Trump menyerukan agar Iran menyerah tanpa syarat, menyusul serangan Israel terhadap fasilitas nuklir di Teheran pada Jumat pekan lalu

Kemudian, pasar menunggu kesimpulan dari pertemuan Fed, bank sentral secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada 0,5 persen. Tetapi para pedagang terlihat meningkatkan taruhan pada sinyal yang lebih dovish dari Fed, terutama setelah penjualan ritel yang lebih lemah dari perkiraan dan data produksi industri pada Selasa mendorong kekhawatiran atas ekonomi AS yang mendingin.

"Fokus sekarang akan tertuju pada berapa banyak pemotongan suku bunga yang diproyeksikan oleh Ketua Fed Jerome Powell tahun ini. Powell telah mengisyaratkan laju pemotongan suku bunga yang jauh lebih lambat pada 2025 setelah memangkas suku bunga secara kumulatif sebesar satu persen pada 2024," papar dia.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

BI tahan suku bunga


Dari faktor internal, Bank Indonesia (BI) juga memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,50 persen. Sejalan dengan keputusan ini BI juga menahan suku bunga Deposit Facility pada level 4,75 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap di level 6,25 persen.

Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen, upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN Mei 2025 mencatatkan defisit Rp21 triliun. Sedangkan pendapatan negara sepanjang Januari-Mei 2025 mencapai Rp995,3 triliun. Penerimaan pajak mencapai Rp683,3 triliun atau 31,2 persen dari target APBN 2025 senilai Rp2.189,2 triliun. Kinerja penerimaan pajak itu turun 11,28 persen (yoy) dari Mei 2024 senilai Rp760,38 triliun.  

Realisasi belanja negara hingga Mei 2025 tercatat senilai Rp1.016,3 triliun. Pengeluaran itu terdiri dari belanja pemerintah pusat senilai Rp694,2 triliun dan transfer ke daerah (TKD) senilai Rp322 triliun. Belanja negara telah mencapai 28,1 persen dari pagu tahun ini.

Nilai belanja yang lebih besar dari pendapatan negara membuat APBN mengalami defisit Rp21 triliun. Defisit itu setara dengan 0,09 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Kondisinya berbalik dari APBN April 2025 yang mencatatkan surplus Rp4,3 triliun atau 0,02 persen terhadap PDB. APBN mencatatkan surplus untuk pertama kalinya pada April 2025 setelah mengalami defisit pada tiga bulan pertama tahun ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)