- TANAMAN SORGUM PROGRAM JOKOWI MULAI DIPANEN DI LOMBOK TENGAH NTB
- WAPRES PASTIKAN INDONESIA SEGERA KIRIM BANTUAN KEMANUSIAAN GEMPA TURKI
- KBRI ANKARA AKAN EVAKUASI 104 WNI TERDAMPAK GEMPA TURKI DI LIMA LOKASI
- TPNPB-OPM MENGAKU BERTANGGUNG JAWAB ATAS PEMBAKARAN PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA
- TPNPB-OPM MENGAKU SANDERA PILOT SUSI AIR KAPTEN PHILIPS ASAL SELANDIA BARU
- KEMENDAGRI DORONG PEMKOT SORONG GENJOT REALISASI APBD SEJAK AWAL TAHUN
- POLRI: PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA DIBAKAR KKB PIMPINAN EGIANNUS KOGOYA
- POLRI PREDIKSI BERITA HOAKS DAN POLITIK IDENTITAS MENINGKAT JELANG PEMILU 2024
- PRESIDEN YAKIN PENURUNAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI TIDAK PENGARUHI INVESTOR
- KAPOLRI: TIM GABUNGAN TERUS MENCARI PILOT DAN PENUMPANG SUSI AIR DI NDUGA PAPUA
Pemerintah Resmi Ambil Alih Hotel Sultan di Kawasan GBK
Zona Siang • 18 days ago • ekonomi • tmiiPemerintah resmi mengambil alih pengelolaan kawasan Hotel Sultan yang berlokasi di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat.
Ekonom sekaligus Dir Eks Segara Institute Piter Abdullah berpandangan bahwa, hal itu akan mampu memberi manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan negara jika dikembalikan kepada pemerintah.
"Ini langkah awal yang baik. Kita harap ini bisa dilanjutkan sehingga semua aset-aset itu bisa sepenuhnya dikuasai dan memberikan manfaat bagi masyarakat," kata Dir Eks Segara Institute Piter Abdullah, Kamis (9/3/2023).
Kementerian Sekretariat Negara juga telah memanggil PT Indobuildco yang saat ini masih mengelola kawasan tersebut untuk membicarakan transisi pengelolaan aset tersebut.
Sementara itu, aset negara harus dikuasai oleh negara dan tidak dimanfaatkan untuk kepentingan sekelompok orang. Secara bertahap, aset negara itu dapat memberikan penerimaan negara dan membuka lapangan pekerjaan.
"Dengan harapan, secara bertahap aset negara dapat memberikan pemasukan terhadap negara dan dapat membuka lapangan pekerjaan," kata Piter Abdullah.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Sekretariat Negara juga memutuskan untuk mengambil alih Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang dikelola Yayasan Harapan Kita.
Dalam hal ini, pemerintah harus me-injeksi terlebih dahulu untuk melakukan renovasi dan perbaikan lainnya. Artinya, sebelum mengambil untung dalam mengelola kembali TMII, pemerintah harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk memperbaiki TMII.
Sebagai informasi, TMII dibangun di Jakarta Timur di atas lahan seluas 1,47 juta hektare. Valuasi TMII ditetapkan sebesar Rp20 triliun.