- TANAMAN SORGUM PROGRAM JOKOWI MULAI DIPANEN DI LOMBOK TENGAH NTB
- WAPRES PASTIKAN INDONESIA SEGERA KIRIM BANTUAN KEMANUSIAAN GEMPA TURKI
- KBRI ANKARA AKAN EVAKUASI 104 WNI TERDAMPAK GEMPA TURKI DI LIMA LOKASI
- TPNPB-OPM MENGAKU BERTANGGUNG JAWAB ATAS PEMBAKARAN PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA
- TPNPB-OPM MENGAKU SANDERA PILOT SUSI AIR KAPTEN PHILIPS ASAL SELANDIA BARU
- KEMENDAGRI DORONG PEMKOT SORONG GENJOT REALISASI APBD SEJAK AWAL TAHUN
- POLRI: PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA DIBAKAR KKB PIMPINAN EGIANNUS KOGOYA
- POLRI PREDIKSI BERITA HOAKS DAN POLITIK IDENTITAS MENINGKAT JELANG PEMILU 2024
- PRESIDEN YAKIN PENURUNAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI TIDAK PENGARUHI INVESTOR
- KAPOLRI: TIM GABUNGAN TERUS MENCARI PILOT DAN PENUMPANG SUSI AIR DI NDUGA PAPUA
Bencana Lumpur Lapindo Masih Tinggalkan Derita
Nasional • 3 days agoTepat 17 tahun lalu semburan lumpur Lapindo berhasil meluluh-lantakan wilayah Sidoarjo, Jawa Timur. Meski sudah berlangsung lama, warga mengaku penderitaan masih terasa hingga sekarang.
Lumpur Lapindo masih menggenang seluas 640 hektare di wilayah Sidoarjo. Lebih dari 10 ribu rumah, puluhan, pabrik, dan tempat ibadah yang dahulu berdiri kokoh, kini ribuan bangunan itu tenggelam dalam genangan lumpur.
Dampaknya pun kian dirasakan oleh puluhan ribu warga Sidoarjo. Sebanyak 25 ribu orang terpaksa mengungsi akibat bencana tersebut. Meskipun sudah berlangsung lama, penderitaannya masih dirasakan warga.
Para korban telah kehilangan rumah dan tempat asalnya. Tak hanya itu, mereka juga kehilangan pekerjaan, sehingga harus memutar otak untuk bertahan hidup.
Diketahui, bencana itu terjadi pada 29 Mei 2006 silam. Empat tahun berselang, lokasi itu dijadikan tempat wisata geologi yang ramai dikunjungi pengunjung. Namun kini, kondisi itu berbalik 180 derajat.
Suasana itu berdampak pada warga yang dahulu menggantungkan hidupnya di lokasi wisata tersebut. Kini mereka harus mengais rupiah secara mandiri lantaran pemerintah hanya memberi bantuan selama tiga tahun.
Hingga berita ini dibuat, semburan lumpur Lapindo masih terus terjadi. Tanggul penahan lumpur masih dipantau secara ketat agar tetap kokoh dan tidak jebol untuk mengantisipasi bencana serupa kembali terulang.