NEWSTICKER

Tag Result:

Setelah Gencatan Senjata di Gaza Berakhir

Setelah Gencatan Senjata di Gaza Berakhir

Nasional • 13 hours ago

Gencatan senjata di Gaza berakhir. Israel sejak Jumat 1 Desember 2023 kemarin kembali melanjutkan operasi militer di wilayah Gaza dan menyerang warga sipil. Padahal sebelumnya Israel sempat bersepakat menambah sehari perpanjangan gencatan senjata sementara dengan kelompok Hamas. 

Upaya yang dilakukan sejumlah pihak untuk memperpanjang masa gencatan senjata sementara di Gaza yang total berlangsung selama 7 hari gagal melahirkan kesepakatan seiring berakhirnya masa perpanjangan gencatan senjata sementara. Tak lama setelah berakhirnya batas waktu perpanjangan gencatan senjata, militer Israel pada Jumat mulai melancarkan serangan ke sejumlah kawasan di Gaza. 

Selain menyerang dengan tembakan artileri dan sejumlah pesawat tempur militer, Israel sebagaimana dilaporkan kantor berita Prancis AFP juga melancarkan serangan dengan pesawat drone. Serangan militer Israel memumpus harapan perpanjangan gencatan senjata sementara selama 7 hari yang memungkinkan dibebaskannya 105 sandera dan 240 tahanan Palestina. 

Sejalan dengan dicapainya kesepakatan perpanjangan sehari masa gencatan senjata, Kamis lalu misalnya, sayap militer Hamas kembali membebaskan sandera. Para sandera yang terlihat sehat ini sempat mengucapkan terima kasih serta salam perpisahan. 

Israel Kembali Gempur 400 Target Hamas di Gaza

Israel Kembali Gempur 400 Target Hamas di Gaza

Internasional • 14 hours ago

Pasukan Israel kembali melancarkan serangan militer di Jalur Gaza, Sabtu 2 Desember 2023 waktu setempat. Militer Israel mengatakan, pihaknya telah menyerang lebih dari 400 target Hamas di Gaza sejak gencatan senjata berakhir sehari sebelumnya. 

Ledakan terdengar dan kepulan asap terlihat membumbung dari Jalur Gaza pada Sabtu waktu setempat. Israel menggempur sasaran-sasaran di Jalur Gaza Selatan dalam serangan baru setelah gencatan senjata selama seminggu dengan Hamas. 

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, sedikitnya 240 warga Palestina telah tewas sejak pertempuran kembali terjadi pada Jumat pagi. 

Serangan Israel difokuskan di daerah Khan Yunis di Gaza Selatan di mana militer menjatuhkan selebaran yang memperingatkan penduduk setempat untuk pergi sehari sebelumnya. 

Pengungsi Palestina Berjuang Hadapi Musim Dingin

Pengungsi Palestina Berjuang Hadapi Musim Dingin

Internasional • 16 hours ago

Gaza: Cuaca dingin memperburuk kondisi para pengungsi di Jalur Gaza. Mereka harus mencari kehangatan di tengah penuh sesaknya tenda pengungsian.

Mereka berusaha membuatkan api dengan peralatan seadanya. Selain untuk menghangatkan diri, dan juga untuk memasak.

"Kami berada pada musim dingin, dan seperti yang Anda lihat, situasi kami sangat tragis. Kami tinggal di tenda dengan air hujan yang membasahi kami dan kondisinya sangat keras," ujar Ahmed, salah satu pengungsi, Sabtu, 2 Desember 2023.

Banyak pengungsi Palestina yang telah berjuang. Tidak hanya dengan persediaan makanan dan air yang terbatas, tapi juga keterbatasan dalam cara mereka menyiapkan makanan.

"Kami sekarang memasak di atas api. Mencuci dan memasak dengan cara primitif," kata Salah Zorob, pengungsi lainnya.

"Kami tidak menyangka bahwa kami akan melarikan diri dari rumah kami dan rumah kami hancur," katanya.

Pengakuan Bekas Tawanan Hamas Diperlakukan Baik

Pengakuan Bekas Tawanan Hamas Diperlakukan Baik

Internasional • 17 hours ago

Gaza: Gencatan senjata antara Israel dengan Hamas berakhir pada Jumat, 1 Desember 2023, pagi waktu setempat. Salah satu kesepakatannya ialah melepaskan tawanan dari masing-masing pihak.

Hamas melepas 105 tawanan, dengan 20 di antaranya merupakan warga non-Israel. Salah satu tawanan yang dilepas ialah Mia Schem.

Mia mengaku diperlakukan dengan baik oleh Hamas. Para tawanan diperlakukan dengan layak.

"Mereka orang-orang baik. Sangat baik kepadaku. Makanan yang mereka berikan, kebaikannya, semuanya baik," ujar Mia, Sabtu, 2 Desember 2023.

Di sisi lain, Israel membebaskan 240 warga Palestina dari penjara Israel. Selama gencatan senjata, bantuan kemanusiaan juga masuk ke Palestina. Termasuk Gaza.







Israel dan Hamas Saling Tuding Melanggar Gencatan Senjata

Israel dan Hamas Saling Tuding Melanggar Gencatan Senjata

Internasional • 17 hours ago

Jakarta: Israel menyalahkan Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata. Menurut Israel, hal itu ditandai dengan rentetan roket dari Gaza menyerang Israel selatan sebelum gencata senjata berakhir pada Jumat, 1 Desember 2023, pagi.

Selain itu, Hamas disebut melanggar kesepakatan lainnya dengan tidak membebaskan para korban penculikan. Israel mencatat masih ada ratusan sandera yang belum dibebaskan.

"Hamas masih secara brutal menyandera 136 sandera. Termasuk 17 perempuan dan anak-anak yang diculik tanpa ampun dari rumah mereka," ujar Jubir IDF Laksda Daniel Hagari, Sabtu, 2 Desember 2023.

Untuk itu, Hagari menegaskan pihaknya sedang menyiapkan rencana peperangan tahap selanjutnya. Ini menjadi peringatan bagi Hamas.

Hamas membalas pernyataan IDF. Mereka menyebut situasi ini memang sangat diinginkan oleh Israel. Mereka hanya ingin berperang dengan bantuan Amerika Serikat (AS)

"Kami salahkan kegagalan kepada dua pihak, yakni Israel dan AS. Kemarin terlihat jelas bahwa pihak israel ingin kembali berperang karena beberapa ide yang diajukan para mediator," kata Jubir Senior Hamas Osama Hamdan.

Hamdan mengeluhkan Israel selalu menyangkal fakta tersebut. Mereka tidak pernah mengakuinya. Padahal, Israel dan AS sepakat untuk melanjutkan operasi penyerangan.

"Ada niat tersembunyi dari Israel yang dibarengi dengan lampu hijau AS. Lalu, pihak Israel kembali melakukan pengeboman di Gaza pagi ini," ucap Hamdan.



Warga Khan Younis Keukeuh Bertahan di Gaza

Warga Khan Younis Keukeuh Bertahan di Gaza

Internasional • 19 hours ago

Gaza: Sebagian warga Gaza di Khan Younis memilih bertahan. Mereka tidak mengindahkan imbauan militer Israel agar mengungsi ke wilayah selatan Gaza atau Kota Rafah, Palestina.

"Tidak semuanya ikut mendengarkan," ujar Relawan Mer-C Fikri Rofiul Haq, Sabtu, 2 Desember 2023.

Menurutnya, alasan militer Israel tidak jelas. Imbauan tersebut seakan memaksa warga angkat kaki dari Gaza.

Selain itu, dari informasi yang dia terima, mengungsi ke wilayah selatan juga bukan solusi yang tepat. Sebab, warga juga menjadi sasaran tembak oleh militer Israel.

"Mereka ditembaki dan mereka dilempari bom. Saya masih ingat sekali 70 orang meninggal dan juga 200 lainnya luka-luka," ujar Fikri.

Sebelumnya, militer Israel atau IDF menargetkan 200 tempat yang akan dibumihanguskan. Israel juga menebar selebaran di Khan Younis yang berisi peringatan untuk mengungsi ke selatan hingga kota Rafah yang berbatasan dengan Mesir.

Militer Israel Sasar Wilayah Selatan Gaza

Militer Israel Sasar Wilayah Selatan Gaza

Internasional • 20 hours ago

Gaza: Serangan udara pesawat tempur Israel kembali berlanjut pada Jumat, 1 Desember 2023, waktu setempat. Serangan tersebut menewaskan 109 warga Palestina di Gaza. Mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

Serangan terbaru dilancarkan militer Israel ke wilayah Khan Younis, Gaza. Wilayah tersebut terletak di selatan Gaza.

Bangunan permukiman di dekat Rumah Sakit Nazer hancur. Pesawat tempur Israel juga menargetkan bangunan lainnya. 

Militer Israel atau IDF menargetkan 200 tempat yang akan dibumihanguskan. Israel juga menebar selebaran di Khan Younis yang berisi peringatan untuk mengungsi ke selatan hingga kota Rafah yang berbatasan dengan Mesir.

17 Sandera Asal Thailand yang Dibebaskan Hamas Tiba di Bangkok

17 Sandera Asal Thailand yang Dibebaskan Hamas Tiba di Bangkok

Internasional • 21 hours ago

17 sandera asal Thailand yang baru-baru ini dibebaskan oleh Hamas telah kembali ke rumah.
Mereka disambut hangat oleh anggota keluarga dan para pejabat Thailand di Bandara Bangkok. Setibanya di bandara mereka mengeningan cipta untuk mengenang 39 warga Thailand yang tewas serangan 7 Oktober lalu.

Salah satu sandera dan satu-satunya wanita di antara mereka tidak dapat menahan air matanya saat dia mengungkapkan rasa terima kasihnya atas upaya yang telah dilakukan untuk mengamankan pembebasan mereka. 

Setelah menghabiskan dua bulan penuh penderitaan tanpa kepastian, para keluarga yang menunggu orang yang mereka cintai di bandara juga diliputi rasa haru.

Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin menyambut kepulangan tersebut melalui sambungan video. Sementara di bandara Wakil Perdana Menteri Thailand, Parnpree Bahiddha-nukara mengungkapkan kelegaannya karena akhirnya bisa membawa pulang para sandera.

Saat ini enam warga Thailand masih berada di Israel menungu untuk dipulangkan dan sembilan orang lainnya masih ditawan di Jalur Gaza. Pemerintah Thailand telah berjanji bahwa mereka tidak akan meninggalkan sembilan sandera yang tersisa.

Pengungsi Gaza Masih Kekurangan Bantuan

Pengungsi Gaza Masih Kekurangan Bantuan

Internasional • 2 days ago

Gaza: Kondisi tempat pengungsian di sekitar Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa, Gaza, Palestina, masih sangat memprihatinkan. Bantuan yang datang belum mampu mencukupi kebutuhan para pengungsi.

"Bantuan ini belum bisa menangani warga. Artinya belum cukup untuk menangani
para korban pengungsi yang ada di sekitar Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa," ujar Relawan Mer-C Fikri Rofiul Haq, Jumat, 1 Desember 2023.

 Para pengungsi antre untuk mendapatkan gas. Sementara stok gas terbatas dan pengungsi terus berdatangan. 

"Keadaan sangat susah di sini. Ditambah dengan musim dingin dan hujan," kata Fikri.

Tenda di tempat pengungsian juga terbatas. Beberapa juga kondisinya kurang layak, sehingga pengungsi masih kerap kehujanan.

Mereka hanya bisa pasrah. Sekaligus berharap peperangan ini bisa segera berakhir.

9 Tewas di Gaza Akibat Serangan Baru Israel

9 Tewas di Gaza Akibat Serangan Baru Israel

Internasional • 2 days ago

Bahasa Manusia untuk Palestina

Bahasa Manusia untuk Palestina

Nasional • 2 days ago

Tiongkok Serukan Perdamaian Israel dan Palestina

Tiongkok Serukan Perdamaian Israel dan Palestina

Nasional • 3 days ago

Beijing: Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin dalam pernyataannya di konferensi pers mengatakan, Tiongkok menyambut baik upaya untuk mewujudkan gencatan senjata dan meredakan situasi di Gaza, Palestina.

Menurut laporan, Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengumumkan bahwa mereka akan menunda pembebasan sandera hingga Israel mengizinkan truk bantuan memasuki Gaza utara. Mereka menyebut Israel melanggar ketentuan mengenai bantuan dalam perjanjian gencatan senjata dan terus melepaskan tembakan.

Militer Israel mengatakan bahwa mereka akan segera kembali melakukan serangan dan operasi di Jalur Gaza setelah gencatan senjata berakhir dan pertempuran akan terus berlanjut hingga semua sandera dibebaskan dan Hamas sendiri dibubarkan.

Wang mengatakan bahwa sejak Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata, kedua belah pihak telah membebaskan tiga kelompok tahanan.

"Langkah-langkah menuju perdamaian, betapapun kecilnya, harus didorong. Kesulitan dalam melindungi warga sipil, betapapun menakutkannya, harus diatasi dengan segala upaya yang memungkinkan," kata Juru Bicara Wang dilansir dari People Daily, Selasa, 28 November 2023.

Wang mengatakan bahwa kekerasan tidak membawa keamanan yang sebenarnya dan penggunaan kekerasan tidak akan menciptakan perdamaian yang langgeng.

“Tiongkok menyambut baik semua upaya kondusif untuk mewujudkan gencatan senjata dan meredakan situasi,” pungkas Wang.

Lewat Surat, Warga Israel yang Disandera Hamas Mengaku Diperlakukan seperti Ratu

Lewat Surat, Warga Israel yang Disandera Hamas Mengaku Diperlakukan seperti Ratu

Nasional • 3 days ago

Tel Aviv: Danielle Aloni menulis surat emosional yang mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pejuang Hamas atas perhatian yang mereka berikan kepada putrinya Emilia selama 49 hari ditawan di Gaza. Saat itu Emilia harus bertahan di tengah gempuran serangan Israel ke Gaza.
Danielle Aloni dan putrinya Emilia, 5, disandera oleh Hamas selama 49 hari di Gaza, Palestina yang terkepung.

Pada 24 November, ibu dan anak perempuan Israel tersebut dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel. Ibu dan anak itu pun dipertemukan kembali dengan kerabat mereka.

Sebelum mereka meninggalkan Gaza, Danielle Aloni menulis surat “terima kasih” kepada Hamas yang berbunyi, “Saya berterima kasih dari lubuk hati saya yang terdalam atas rasa kemanusiaan luar biasa yang Anda tunjukkan terhadap putri saya, Emilia.”

Brigade Qassam, yang merupakan sayap bersenjata Hamas, membagikan surat tersebut di akun Telegram resminya pada pukul 16.49 pada 27 November.

Surat itu awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani dan disertai terjemahan bahasa Arab, bersama dengan foto ibu Israel dan putrinya.

'Merasa seperti seorang ratu'

Dalam surat tulisan tangannya dalam bahasa Ibrani, Danielle berkata: "Dia (Emilia) mengakui bahwa Anda semua adalah temannya, bukan hanya teman, tapi benar-benar dicintai dan baik".

Aloni mengakui perawatan baik yang diberikan kepada para sandera di Gaza dan menulis: "Terima kasih atas waktu yang Anda habiskan sebagai perawat."

Dia lebih lanjut menyatakan putrinya tidak hanya terikat dengan Hamas tetapi juga merasa seperti seorang ratu.

“Anak-anak seharusnya tidak disandera, namun terima kasih kepada Anda dan orang-orang baik lainnya yang kami temui selama ini, putri saya merasa seperti seorang ratu di Gaza,” tulis Danielle, seperti dikutip TRT World, Selasa 28 November 2023.

Dalam perjalanan panjang yang kami lalui, kami belum pernah bertemu dengan orang yang tidak baik padanya, Anda telah memperlakukannya dengan baik dan penuh kasih sayang.

Aloni mengakhiri suratnya dengan belas kasih kepada Hamas, dengan menyatakan: "Saya akan mengingat perilaku baik Anda yang ditunjukkan meskipun dalam situasi sulit yang Anda hadapi dan kerugian besar yang Anda derita di sini di Gaza."

“Saya berharap di dunia ini kita benar-benar bisa menjadi teman baik,” tulisnya dan menambahkan ucapan selamatnya kepada warga Gaza.

“Saya berharap Anda semua sehat dan sejahtera kesehatan serta cinta untuk Anda dan anak-anak keluarga Anda,” imbuh surat dari Danielle.

Danielle dan Emilia Aloni termasuk di antara 24 sandera Israel yang dibebaskan oleh Hamas pada 24 November. Mereka mengunjungi saudara perempuan Danielle dan keluarganya di Kibbutz Nir Oz di Israel selatan sebelum disandera.

Starlink Batal Beroperasi di Gaza Setelah Elon Musk Kungjungi Israel

Starlink Batal Beroperasi di Gaza Setelah Elon Musk Kungjungi Israel

Nasional • 4 days ago

Jakarta: Tagar boikot X menjadi trending di media sosial setelah pemiliknya Elon Musk bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog dan PM Israel Benjamin Netanyahu. Pertemuan itu dinilai bertujuan politik bisnis Elon Musk yang sempat ditinggalkan brand besar Amerika Serikat yang menjadi kliennya.

Brand besar seperti Disney, Warner Bross, Apple, dan Unilever menghentikan sementara untuk memasang iklan di platform X yang sebelumnya bernama Twitter. Hal itu dipicu karena Elon Musk sempat menyetujui postingan yang mencuitkan kebencian terhadap kulit putih Yahudi atau Antisemitisme. 

Elon Musk juga sempat mengunjungi beberapa tempat di Israel di antaranya wilayah Kfar Aza yang menjadi target serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Kunjungan itu direspon oleh pro Palestina sebagai upaya melupakan kejahatan perang Israel.

Bahkan Hamas menantang Ellon Musk untuk melihat kondisi Gaza yang hancur akibat bombardir Israel. Elon Musk justru membatalkan rencana membangun jaringan internet Starlink untuk warga Gaza lantaran tidak disetujui Israel. 

Elon Musk Temui PM Netanyahu dan Presiden Israel

Elon Musk Temui PM Netanyahu dan Presiden Israel

Internasional • 4 days ago

Miliarder pemilik media sosial X dan perusahaan Tesla, Elon Musk, bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Presiden Israel, Isaac Herzog serta keluarga sandera yang ditahan kelompok pejuang Palestina Hamas.

Pertemuan keduanya adalah untuk melanjutkan upaya Elon Musk dalam meyakinkan bahwa X tidak melakukan hal yang mengandung antisemitisme.

Melansir dari laman Independent, Senin, 27 November 2023, Elon Musk menghadapi gelombang kemarahan publik dalam beberapa minggu terakhir karena komentarnya tentang Yahudi telah memicu lebih banyak tuduhan mengenai antisemitisme.

Pada 15 November lalu, Elon Musk menanggapi sebuah tulisan yang mengatakan, "Komunitas Yahudi telah mendorong jenis kebencian dialektis terhadap orang kulit putih yang mereka klaim ingin orang-orang berhenti untuk melawan mereka,” dengan balasan, "Anda telah mengatakan kebenaran yang sebenarnya."

Unggahan sama yang telah direspons Elon Musk membantah adanya kekhawatiran akan meningkatnya kebencian antisemit di seluruh dunia.

Hal tersebut menjadi alasan mengapa X disalahkan, karena dinilai membiarkan ujaran kebencian berkembang di platform. Kelompok-kelompok seperti Media Matters telah menerbitkan laporan selama konflik Israel-Gaza yang meletus pada Oktober lalu, yang menunjukkan betapa terang-terangan unggahan anti semit dan pro-Nazi muncul di X di samping iklan untuk merek-merek besar.

Elon Musk menegaskan klaim tersebut tidak adil, dan telah mengajukan gugatan terhadap Media Matters. Ia menanggapinya dengan menuduh Media Matters, tanpa memberikan bukti atas klaimnya, telah memanipulasi gambar untuk menampilkan konten merek seperti Apple dan IBM yang muncul di samping unggahan neo-Nazi di X.

Kejadian ini dibahas pada Senin, 27 November 2023, ketika Elon Musk bertemu Presiden Israel dan juga Netanyahu.

"Dalam pertemuan nanti, Presiden akan menekankan perlunya tindakan untuk memerangi meningkatnya antisemitisme online,” kata salah satu pegawai kantor kepresidenan Israel kepada awak media.