NEWSTICKER

Tag Result: penipuan pengobatan

Akhir Muslihat Susanto 17 Tahun Jadi Dokter Gadungan

Akhir Muslihat Susanto 17 Tahun Jadi Dokter Gadungan

Nasional • 3 months ago

Kedok Susanto sebagai dokter palsu diungkap oleh PT Pelindo Husada Citra atau Rumah Sakit PHC setelah mempekerjakan Susanto selama dua tahun sebagai dokter dengan nama Dokter Anggi Yurikno.

Aksi tipu-tipu Susanto bermula pada 2020. Kala itu Rumah Sakit PHC Surabaya membuka lowongan kerja sebagai tenaga layanan klinik dokter first aid. Ia pun melamar dengan mencatut nama dokter Anggi Yurikno yang ditemukannya secara acak di dunia maya. 

Susanto pun memalsukan banyak dokumen mulai dari ijazah hingga surat izin praktik. Usai diterima, Susanto ditugaskan di Klinik K3 Pertamina EP IV Cepu yang melayani pegawai sejak 15 Juni 2020 hingga 31 Desember 2022. Susanto mengaku mendapat gaji Rp7,5 juta per bulan.

Kedok Susanto terbongkar ketika masa kontrak Susanto habis setelah dua tahun. PT PHC yang hendak melakukan perpanjangan kontrak, memeriksa ulang dokumen pelaku dan ditemukan banyak kejanggalan. Akhirnya PHC melaporkan pelaku ke pihak berwajib.

Sementara itu Dokter Anggi Yurikno, yang namanya dipakai oleh Susanto, mengaku kaget data dirinya digunakan oleh Susanto untuk melamar kerja sebagai dokter gadungan di Rumah Sakit Pelindo Husada Citra.

Tak main-main semua berkas miliknya mulai dari KTP, ijazah, hingga surat tanda registrasi dan keanggotaan IDI-nya dipalsukan. Padahal dirinya tidak pernah menggugah data-datanya ke internet.

Ternyata muslihat dokter gadungan di Rumah Sakit PHC bukan kasus pertama. Jauh sebelum itu, Susanto sudah menjadi dokter gadungan di Puskesmas di Grobogan. 

Susanto pernah bekerja di Palang Merah Indonesia (PMI) Grobogan sebagai kepala UPD selama 3 tahun dari 2006 sampai 2008. Pada saat bersamaan yang bersangkutan juga menjadi dokter di Puskesmas Grobogan.

Pada 2008, Susanto diangkat menjadi Dirut Rumah Sakit Habibullah, Kecamatan Gabus, Grobogan, Jawa Tengah.

Sepak Terjang Susanto Si Dokter Gadungan

Sepak Terjang Susanto Si Dokter Gadungan

Nasional • 3 months ago

Susanto si dokter gadungan ternyata memang penipu ulung. Pria lulusan SMA ini berhasil mengelabui banyak pihak dan berhasil menjadi dokter di Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (PHC) Surabaya, Jawa Timur. 

Aksi tipu-tipu Susanto bermula pada 2020. Kala itu Rumah Sakit PHC Surabaya membuka lowongan kerja sebagai tenaga layanan klinik dokter first aid. Ia pun melamar dengan mencatut nama dokter Anggi Yurikno yang ditemukannya secara acak di dunia maya. 

Susanto pun memalsukan banyak dokumen mulai dari ijazah hingga surat izin praktik. Usai diterima, Susanto ditugaskan di Klinik K3 Pertamina EP IV Cepu yang melayani pegawai sejak 15 Juni 2020 hingga 31 Desember 2022. Susanto mengaku mendapat gaji Rp7,5 juta per bulan.

Namun akal-akalan Susanto akhirnya terungkap sebab pihak rumah sakit merasakan adanya kejanggalan.

Aksi tipu-tipu Susanto ternyata bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya Susanto diketahui pernah beberapa kali bekerja di rumah sakit di Jawa Tengah dan Kalimantan. 

Bahkan Susanto juga pernah dilantik menjadi direktur sebuah rumah sakit di Jawa Tengah. Meskipun masa jabatannya hanya berlangsung satu hari, sebab Susanto tidak pernah datang ke rumah sakit tersebut.

Susanto juga diketahui pernah bekerja sebagai dokter obgyn di Kalimantan Selatan. Namun baru lima hari bertugas aksi tipu-tipunya terbongkar setelah ketahuan grogi dan hampir salah penanganan saat operasi sesar.

Susanto pun dilaporkan dan diproses pidana di pengadilan serta dijatuhi hukuman 20 bulan penjara.

Saat ini proses peradilan Susanto atas perbuatannya menipu Rumah Sakit PHC Surabaya masih berlangsung. Susanto dijerat dengan Pasal 378 tentang penipuan.

IDI Ungkap Penyebab Susanto Bisa Leluasa Jadi Dokter Gadungan

IDI Ungkap Penyebab Susanto Bisa Leluasa Jadi Dokter Gadungan

Nasional • 3 months ago

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) merespons kasus Susanto, lulusan SMA yang menipu sejumlah rumah sakit di Jawa dan Kalimantan dengan mengaku sebagai dokter. 

Ketua Umum PB IDI, Muhammad Adib Khumaidi mengatakan masalah ini terjadi karena kurang ketatnya proses kredensial bagi dokter yang akan bekerja di fasilitas kesehatan.

"Dengan adanya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 UU Kesehatan ini, proses-proses yang sebenarnya sangat penting sebagai bagian kredensialing dan skrining ditiadakan," ungkap Adib.

Adib berharap lewat kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi pemerintah setempat agar membuat kebijakan yang mengharuskan fasilitas pelayanan kesehatan melibatkan peran serta IDI dalam proses kredensialing dan rekredensialing.

Kredensialing adalah proses peninjauan dokumen terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis. Proses ini penting sebagai tanggung jawab rumah sakit dan untuk menjaga keselamatan para pasien.

IDI mendukung proses hukum yang sedang berjalan saat ini dan berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali.

7 Kali Menipu, Dokter Gadungan Susanto Diancam Hukuman 4 Tahun

7 Kali Menipu, Dokter Gadungan Susanto Diancam Hukuman 4 Tahun

Nasional • 3 months ago

Kasus dokter gadungan Susanto akan menjalani sidang tuntutan pada Senin 18 September 2023. Kejaksaan Negeri Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, mengatakan Susanto diancam Pasal 378 KUHP terkait penipuan dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun.

Kasi Intel Kejari Tanjung Perak Surabaya, Jemmy Sandra mengatakan pertimbangan memberikan tuntutan maksimal kepada terdakwa Susanto berdasarkan aksi kejahatan yang bersangkutan yang berulang kali yakni 7 kali dalam kasus yang sama.

Dari 7 aksi kejahatan yang dilakukan terdakwa pernah divonis dalam kasus yang sama di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Sedangkan 5 kasus yang lainnya tidak dilaporkan dan diproses hukum.

Sebelumnya PT Persada Husada Citra (PHC) melaporkan Susanto yang terindikasi melakukan pemalsuan dokumen sebagai dokter yang ditempatkan di Klinik K3 PT Pertamina EP IV Cepu Jawa Tengah. 

Warga Semarang Tertipu Kabar Hoaks Pengobatan Ida Dayak

Warga Semarang Tertipu Kabar Hoaks Pengobatan Ida Dayak

Nasional • 7 months ago

Informasi adanya praktik pengobatan Ida Dayak membuat warga berbondong-bondong ke Alun-Alun Kota Semarang, Jawa Tengah. Namun setibanya di lokasi, warga tertipu karena kabar pengobatan tersebut hoaks.
 
Sejumlah orang menjadi korban dari informasi hoaks praktik pengobatan Ida Dayak di Alun-Alun Kota Semarang, Jawa Tengah. Diketahui, mereka sudah berdatangan dan mengantre sejak subuh demi mendapat pengobatan dari tangan ajaib Ida Dayak. Bahkan salah seorang warga sudah memesan hotel dari jauh-jauh hari untuk mengobati orang tuanya yang mengalami sakit stroke.
 
Para calon pasien ini berasal dari sejumlah daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur bahkan Aceh. Kapolsek Semarang Tengah Kompol Indra Romantika menjelaskan, informasi hoaks pengobatan Ida Dayak didapat warga dari media sosial dan grup Whatsapps.

Sebelumnya, pengobatan tradisional Ida Dayak yang viral di TikTok sempat hadir di Kota Depok, Jawa Barat. Namun, membeludaknya warga yang datang membuat pengobatan alternatif yang akan digelar selama dua hari ini harus dibatalkan karena alasan keamanan.

Pakar: Jika Patah Tulang Tidak Ditangani dengan Tepat Berisiko Amputasi hingga Kelumpuhan

Pakar: Jika Patah Tulang Tidak Ditangani dengan Tepat Berisiko Amputasi hingga Kelumpuhan

Nasional • 8 months ago

Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi Indonesia (Paboi) Ferdiansyah menyampaikan bahayanya cedera patah tulang jika tidak ditangani secara benar. Efek dari penanganan yang salah bisa mengakibatkan amputasi dan kelumpuhan pada pasien.

"Kalau kita melakukan manipulasi tidak benar dikhawatirkan malah tambah berat. Syaraf, pembuluh darah (yang salah) bisa jadi disaster kepada pasien, bisa terjadi amputasi pada pasien. Kalau syaraf (salah) bisa timbul kelumpuhan," katanya.

Ferdiansyah mengatakan tulang itu istimewa. Bila bermasalah dia bisa sembuh dengan sendirinya. Tugas para dokter adalah memposisikan tulang itu dengan posisi benar sehingga bisa kembali ke bentuk semua dan fungsinya kembali seperti awal.

Namun, perlu diperhatikan bahwa tulang itu tidak berdiri sendiri. Ada susunan syaraf, otot dan pembuluh darah. Sehingga pengobatan tulang harus dilakukan dengan benar.

"Setiap pasien yang cedera pertama kali harus didiagnosis dengan baik. Kalau sampai dia bergeser atau bengkok segala macam sebaiknya ke ahlinya," imbuh Prof Ferdiansyah.

Ribuan Orang Ikuti Pengobatan Alternatif Ida Dayak di Depok

Ribuan Orang Ikuti Pengobatan Alternatif Ida Dayak di Depok

Nasional • 8 months ago

Ribuan orang memadati area gelanggang olahraga (GOR) Madivif 1 Kartika, Kostrad Cilodong, Depok. Para pasien sengaja hadir untuk menjalani pengobatan alternatif Ida Dayak. Mereka bahkan rela mengantre untuk mengikuti pengobatan.

Pengamat Sosial Devi Rahmawati mengatakan, menurut data WHO sebanya 88% negara di seluruh dunia juga menggunakan pendekatan alternatif. Bahkan 44% warga Amerika Serikat menggunakan pengobatan alternatif.

Devi menyebut, alasan masih maraknya warga Indonesia percaya kepada pengobatan alternatif adalah karena adanya rasa optimis. 

Menurut Devi, semua orang akan rela mengorbankan apapun demi kesehatannya. Oleh karena itu pengguna pengobatan alternatif tidak berhubungan dengan latar belakang pendidikan atau pun ekonomi. 

Selain itu alasan geografis menjadi alasan kedua masih maraknya masyarakat kepada pengobatan alternatif. Devi menjelaskan, di banyak tempat banyak masyarakat yang tidak bisa mengakses layanan kesehatan yang optimal, baik dari segi peralatan maupun sumber daya manusia (SDM).

Alasan ketiga adalah secara historis pendekatan alternatif itu lebih dekat dengan masyarakat. Keempat adalah ekonomis karena pengobatan tradisional seseorang bisa mengeluarkan biaya sesuai dengan kemampuannya.  

4 Korban Bang Gondrong Pengganda Uang di Bekasi Lapor ke Polisi

4 Korban Bang Gondrong Pengganda Uang di Bekasi Lapor ke Polisi

• 3 years ago

Kasus viral penggandaan uang dengan tersangka Hermanto alias Ustaz/Bang Gondrong bertambah panjang setelah 4 pasien melapor atas praktik pengobatan dan perdukunan tersangka. Para korban merasa tertipu setelah menjadi pasien pengobatan alternatif dari praktik perdukunan.