- JUNTA MILITER MALI BERLAKUKAN UU BARU PEMILIHAN
- CEGAH PMK MELUAS, PEMKAB SLEMAN MULAI VAKSIN RIBUAN TERNAK
- PANGLIMA TNI ANDIKA PERKASA PASTIKAN PENEGAKAN HUKUM DI LINGKUNGAN TNI TAK PANDANG BULU
- WHO KEMBALI LAKUKAN PERTEMUAN DARURAT UNTUK STATUS CACAR MONYET
- POL ESPARGARO MUNDUR DARI MOTOGP BELANDA KARENA CEDERA
- POLISI KATAKAN BUS MASUK JURANG DI TASIKMALAYA KARENA SOPIR MENGANTUK
- TIM GAJSER: SERI MXGP INDONESIA MENANTANG DAN MENYENANGKAN
- MENTAN AJAK PETANI BERSAMA ANTISIPASI KRISIS PANGAN GLOBAL
- PEMKAB GARUT SIAPKAN KOMPENSASI PETERNAK YANG TERDAMPAK PMK
- RIBUAN WARGA PADATI JIS UNTUK MERIAHKAN HUT KE-495 JAKARTA
Pemanfaatan Teknologi Tingkatkan Kualitas-Kuantitas Pangan Nasional
panganPemerintah diharapkan memiliki dan menguasai teknologi yang mampu meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi pertanian peternakan. Kondisi ini selain memberikan jaminan ketersediaan pangan bagi rakyatnya, juga diharapkan mampu mengurangi ketergantungan terhadap negara tetangga melalui kanal impor.
Pernyataan tersebut dilontarkan Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional Risfaheri dalam seminar nasional ketahanan pangan di Universitas Brawijaya, Malang pada Rabu (15/6/2022). Dalam data Global Food Security Index (GFSI) 2021, Indonesia berada di posisi terbawah dari 113 negara dunia di sektor resources and resilience. Sementara di sektor kualitas dan keamanan pangan, Indonesia berada di posisi 95. Kondisi tersebut membawa Indonesia turun tujuh tingkat dari posisi 62 di tahun 2019 menjadi 69 di 2021.
Demi memenuhi permintaan pangan nasional, pemerintah melakukan impor komoditas utama. Terjadi peningkatan tajam sejak 2008 dari 8 Juta ton menjadi 27,6 Juta ton di 2018. Sempat mengalami keturunan di 2019 sampai 2020, total impor kembali naik ke titik 27,7 Juta ton.