Indonesia Berkontribusi Tekan Dampak Perubahan Iklim

Dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang perubahan iklim atau COP28, Indonesia menyatakan komitmennya dalam berkontribusi menekan dampak perubahan iklim. Namun, segala upaya tersebut membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit. 

Conference of the Parties atau COP28 merupakan pertemuan tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendiskusikan langkah-langkah dalam membatasi perubahan iklim di masa depan. Salah satu poin pembahasan di COP28 adalah lost and demand fund. 

Menteri LHK Siti Nurbaya menyebut sejauh ini Indonesia telah menerima reward sekitar USD340 juta untuk target net zero emission. Namun, jumlah tersebut dirasa masih belum mencukupi.

"Tapi sebetulnya kalau dihitung upayanya Indonesia, itu kecil banget karena harusnya kita sudah bisa dapat sampai USD400 juta dan bagian itu kalau dibandingkan dengan pendanaan dari APBN yang kita pakai untuk menangani juga kecil," ujar Siti.

Saat menyampaikan national statement di COP28, Presiden Joko Widodo menyampaikan di tengah segala keterbatasan Indonesia, berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 42% dibandingkan perencanaan bisnis as usual.

Indonesia juga berhasil menurunkan deforestasi pada titik terendah dalam 20 tahun terakhir. Upaya pembangunan dan persemaian juga dilakukan dalam skala besar dengan kapasitas total 75 juta bibit per tahun.

Namun, Presiden Joko Widodo menekankan segala upaya yang dilakukan Indonesia butuh pembiayaan yang tidak sedikit. Indonesia butuh investasi lebih dari USD1 triliun untuk net zero emission di 2060.

"Indonesia mengundang kolaborasi dari mitra bilateral, investasi swasta, dukungan filantropi, dan dukungan negara-negara sahabat. Kami juga telah mempunyai platform pembiayaan inovatif yang kredibel, busa karbon, mekanisme transisi energi, sukuk, dan obligasi hijau," ungkap Presiden Jokowi.

Presidensi COP28 Berhasil Buat Negara Maju Alokasikan Dana Perubahan Iklim

Pada hari pertama COP28, Presiden COP28 Sultan Al Jaber mengumumkan pencapaian penting pertama COP28 dengan menyetujui kesepakatan historis untuk mengoperasikan dana yang akan membantu negara-negara berkembang yang rentan terhadap dampak buruk perubahan iklim.

Pertamina Jabarkan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan di COP28

Wujudkan Keseimbangan Lingkungan untuk Tekan Dampak Perubahan Iklim

Paviliun Indonesia Resmi Dibuka dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB

Presiden Jokowi Hadiri COP UNFCCC ke-28 di Dubai

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) untuk mengahdiri rangkaian konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan iklim COP-UNFCCC ke-28 pada Kamis, 30 November 2023-12 Desember 2023. Presiden mengaku akan mempertegas pentingnya kolaborasi global untuk pendanaan iklim.

presiden Jokowi berangkat melalui Bandara Halim Perdanakusuma menggunakan pesawat kepresidenan. presiden menyatakan, melalui konvensi ini komitmen nyatanegara maju harus diperkuat terutama untuk pendanaan iklim dalam rangka mencapai target net zero emissions. 

Presiden akan menyampaikan pengalaman indonesia dan mempertegas pentingnya kolaborasi global untuk pendanaan iklim, serta transisi yang inklisif untuk menjamin keberlanjutan pembangunan.

Menurut presiden, harapan dunia terhadap COP 28 sangat besar agar ada aksi global yang nyata untuk pembatasan kenaikan suhu di dunia. 

Di sela rangkaian kegiatan COP 28 presiden juga akan menghadiri pertemuan transisi sistem pangan KTT G77 dan Tiongkok serta sejumlah pertemuan bilateral lainnya.

Menteri LHK Tiba di Dubai untuk Hadiri COP28

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya tiba di Dubai Uni Emirat Arab guna menghadiri the 28th Conference of the Parties (COP28), Rabu 29 November 2023 waktu setempat. Didampingi Wakil Menteri LHK Alue Dohong dan jajaran Kementerian LHK, Siti meninjau Paviliun Indonesia di lokasi COP28. 

Berlangsung mulai 30 November hingga 12 Desember 2023, para pemimpin negara akan menghadiri rapat tahunan PBB untuk membahas isu iklim tersebut. Presiden Joko Widodo juga akan hadir. 

COP28 menjadi rapat pertama yang akan memaparkan hasil global stocktake atau evaluasi perjalanan Paris Agreement. Siti menyebut Indonesia telah memiliki langkah konkret untuk perubahan iklim. 

Diaz Hendropriyono Luncurkan Buku Soroti Bahaya Bencana Iklim Bagi Dunia

Staf Khusus (Stafsus) Presiden Diaz Hendropriyono meluncurkan buku berjudul 'Dangerous Humans'. Buku ini berisi bahayanya bencana iklim bagi dunia, khususnya Indonesia dan dampak serakahnya manusia bagi alam.

Peluncuran buku berjudul 'Dangerous Humans' berlangsung di The Dharmawangsa Jakarta, dihadiri oleh sejumlah tokoh penting di Indonesia mulai dari jajaran parlemen hingga selebritis.

Diaz menyebut mimpi Indonesia tidak akan terjadi karena bumi sudah tidak mampu sebab global warming dikatakan benar-benar membunuh. Diaz berharap Indonesia memiliki Kementerian Ekologi untuk mengantisipasi bencana iklim di masa depan.

“Harus ada leading sector, siapa yang paling pas? Kita butuh kementerian baru yang bernama Kementerian Ekologi Republik Indonesia siapa pun Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih nantinya,” ujar Diaz lewat keterangan yag diterima, Sabtu 25 November 2023.

Anies: Indonesia Butuh Badan Monitoring Iklim

Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menyatakan akan membentuk badan untuk monitoring iklim di Indonesia jika terpilih menjadi presiden nantinya. Anies menilai, badan itu dapat memonitor dan menyelesaikan masalah krisis iklim. 

Hal itu disampaikan Anies dalam acara Rembuk Ide Transisi Berkeadilan: Menelaah Gagasan dan Komitmen Calon Pemimpin Indonesia di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat. 

Anies menilai, keberadaan badan ini penting untuk menjaga komitmen Indonesia dalam mengatasi krisis iklim, baik di tingkat global maupun tingkat nasional. Apalagi target atas komitmen tersebut selama ini belum tercapai secara maksimal. Oleh karenanya badan monitoring iklim diharapkan menjadi solusi.

"Yang paling rentan jadi korban adalah kelompok-kelompok yang perlu pendampingan. Masyarakat miskin, penyandang disabilitas, lansia, perempuan, anak,  masyarakat adat. Inilah kelompok yang paling rentan mendapatkan dampak atas krisis lingkungan yang kita hadapi," ujar Anies Baswedan. 

"Di sisi lain, Indonesia punya komitmen terhadap transisi energi. Realisasinya justru jauh dari target. Kalau ditarik 3 sampai 5 tahun ke belakang, bauran energi baru dan terbarukan kita dikit sekali naiknya," lanjutnya.

Jokowi Ajak Negara Asia Pasifik Wujudkan Transisi Energi Berkeadilan

Jokowi Akui Pendanaan Transisi Energi Minim

COP28 dan Tantangan Keuangan Berkelanjutan

Kerugian Perubahan Iklim Capai USD560 Miliar, Menkeu: Harus Ditangani Bersama

Presiden Jokowi Konfirmasi ke Dubai untuk Hadiri COP28

3 Visi Utama Dubes Baru inggris untuk Indonesia

Menkeu: Isu Permasalahan Iklim Miliki Urgensi Serius

Jokowi Tekankan Pentingnya Inovasi Hadapi Perubahan Iklim

Badung: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya inovasi dan teknologi untuk memitigasi perubahan iklim dan melindungi ekosistem laut. Sebab dunia sedang tidak baik-baik saja lantaran ada ancaman perubahan iklim, kenaikan permukaan laut, dan pencemaran laut oleh limbah.

Hal itu diserukan Jokowi dalam penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Negara-Negara Pulau dan Kepulauan atau Archipelagic and Island States (AIS) Forum, di Bali Nusa Dua Conference Center, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Rabu, 11 Oktober 2023. 

Laut, merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat di negara kepulauan. Negara-negara kepulauan, menurut Jokowi, menyadari pentingnya potensi ekonomi biru yang bisa memberikan kesejahteraan rakyat sekaligus dimanfaatkan secara berkelanjutan. 

Pada kesempatan itu, negara-negara yang hadir sepakat untuk memperkuat kolaborasi serta inklusivitas guna menghindari persaingan antarnegara. Terutama dalam penerapan ekonomi biru.

Selain itu, KTT AIS juga memegang prinsip solidaritas kesetaraan dan inklusivitas sebagai landasan bersama dalam bekerja sama. Terlebih, negara berkembang dan negara kepulauan memiliki hak yang sama untuk menjadi maju, memiliki hak yang sama untuk melakukan pembangunan,

Solidaritas dan kesatuan negara kepulauan dan negara pulau, ujar Jokowi, sangat dibutuhkan untuk dapat tumbuh bersama mengatasi beragam tantangan-tantangan. Indonesia, sebagai negara maritim, akan terus menjadi barisan terdepan mendukung AIS Forum sebagai kerja sama yang inklusif antara negara kepulauan dan negara pulau.

Bersama Wakil PM Tonga, Menlu RI Bahas Mitigasi Bencana Alam dan Perubahan Iklim

Pangeran William Mengunjungi Pusat Teknologi Iklim Terbesar di Eropa

Pangeran William mengunjungi pusat teknologi iklim terbesar di Eropa. Organisasi ini telah bekerja sama dengan lebih dari 500 perusahaan untuk membantu startup berkelanjutan mengembangkan solusi komersial terhadap tantangan perubahan iklim dan kelangkaan sumber daya.

Dalam kunjungannya, Prince of Wales bertemu dengan staf dari berbagai bisnis yang berbasis di Sustainable Ventures seperti perusahaan perancang ban khusus untuk kendaraan listrik yang ramah lingkungan dan mengurangi polusi.

Selain itu ia juga berbincang dengan Anthony Baker dan diperlihatkan pencitraan termal untuk mendeteksi kehilangan panas dari bangunan di seluruh dunia.

Sebelumnya Pangeran William meluncurkan Earthshot Prize pada 2020 untuk mempromosikan pendekatan inovatif terhadap tantangan lingkungan hidup. Upacara penghargaan Earthshot Prize akan digelar Singapura pada 7 November mendatang.

Menkeu: Indonesia Negara Ambisius Atasi Perubahan Iklim

Sri Mulyani Ungkap Kerja Sama Indonesia-AIIB Sukseskan Transisi Energi

Sri Mulyani Minta AIIB Bantu Negara Berkembang Atasi Perubahan Iklim

10 Kepala Negara Konfirmasi Kehadiran dalam AIS Forum 2023 di Bali

Penguatan Masyarakat Pesisir Jadi Cara Hadapi Kenaikan Air Laut

Usulan Indonesia Hadapi Ancaman Kenaikan Permukaan Air Laut

Bagi Sekjen PBB Perubahan Iklim bak Membuka 'Pintu Neraka'

Bursa Karbon Jadi Tonggak Sejarah Penanganan Perubahan Iklim RI

KTT AIS Forum 2023 Kembali Digelar, Fokus ke Isu Perubahan Iklim

KTT AIS Forum 2023 akan berlangsung di Bali pada 11 Oktober 2023. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi Indonesia untuk menyumbangkan pemikirannya terkait solusi atas tantangan yang dihadapi negara pulau dan kepulauan.

Demonstran Iklim Padati New York, Tuntut Diakhirinya Penggunaan Bahan Bakar Fosil

Survei: Masyarakat Indonesia Optimistis Masalah Perubahan Iklim Bisa Diatasi

Iluminate Asia, sebuah perusahaan riset pasar, baru-baru ini meluncurkan hasil survei terkait persepsi masyarakat Indonesia terhadap perubahan iklim. Ini merupakan bagian dari survei global di 26 negara yang dilakukan oleh Independent Research Institute Network (IRIS).