- TANAMAN SORGUM PROGRAM JOKOWI MULAI DIPANEN DI LOMBOK TENGAH NTB
- WAPRES PASTIKAN INDONESIA SEGERA KIRIM BANTUAN KEMANUSIAAN GEMPA TURKI
- KBRI ANKARA AKAN EVAKUASI 104 WNI TERDAMPAK GEMPA TURKI DI LIMA LOKASI
- TPNPB-OPM MENGAKU BERTANGGUNG JAWAB ATAS PEMBAKARAN PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA
- TPNPB-OPM MENGAKU SANDERA PILOT SUSI AIR KAPTEN PHILIPS ASAL SELANDIA BARU
- KEMENDAGRI DORONG PEMKOT SORONG GENJOT REALISASI APBD SEJAK AWAL TAHUN
- POLRI: PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA DIBAKAR KKB PIMPINAN EGIANNUS KOGOYA
- POLRI PREDIKSI BERITA HOAKS DAN POLITIK IDENTITAS MENINGKAT JELANG PEMILU 2024
- PRESIDEN YAKIN PENURUNAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI TIDAK PENGARUHI INVESTOR
- KAPOLRI: TIM GABUNGAN TERUS MENCARI PILOT DAN PENUMPANG SUSI AIR DI NDUGA PAPUA
Marah Disebut Pemicu Perlakuan Sadis Ayah 4 Anak di Jagakarsa
Nasional • 16 hours agoKetua Umum Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Reni Kusumowardhani mengungkap pemicu perlakuan sadis Panca Darmansyah, ayah empat anak tewas di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Menurutnya, perlakuan sadis itu didasari oleh rasa marah yang tidak terkendali.
"Bentuknya beragam, umumnya merasa diremehkan, diperlakukan tidak adil, disakiti, merasa terancam, merasa diserang, gagal mencapai tujuan atau mungkin frustasi, perasaan tidak berdaya atau putus asa, yang kemudian bisa mengakibatkan kemarahannya meluap," ungkap Reni dalam tayangan Metro Hari Ini, Metro TV, Minggu, 10 Desember 2023.
Reni menjelaskan bahwa eskalasi emosi marah yang begitu cepat dapat menjadi kemarahan yang tidak terkendali. Hal itu pula yang dapat mengubah seseorang menjadi berperilaku agresi atau kekerasan.
"Biasanya, ini terjadi karena ada latar belakang yang tidak menguntungkan, seperti kondisi kesehatan kurang baik, stres, tertekan oleh jeratan permasalahan yang dirasakan berat olehnya, atau sedang dalam situasi depresi, putus asa, atau frustasi," jelas Reni.
Dalam keadaan marah seperti itulah, kata Reni, orang dapat nekat berbuat keji, tanpa berpikir panjang. Hal ini erat kaitannya dengan kesehatan mental.
"Seseorang yang bisa juga berelasi dengan situasi pengalaman masa kecil yang merugikan," tuturnya.
Reni mengatakan stres akibat pengalaman masa kecil yang merugikan bisa bersifat toksik. Sehingga, dapat mengubah perkembangan otak, hingga memengaruhi cara tubuh merespons stres.
"Mereka ini beresiko mengalami kesulitan mengindentifikasi, mengekspresi dan mengelola emosinya," ujar Reni.
Ketua Apsifor itu menyebut semakin banyak pengalaman merugikan di masa kanak-kanak, maka semakin besar kemungkinan terjadinya dampak negatif di masa dewasa. Termasuk dampak mental, perilaku, dan kesehatan.
Sebelumnya, Panca telah ditetapkan sebagai tersangka. Dia mengaku membunuh anaknya secara bergantian dari anak usia paling kecil hingga terbesar. Para korban diketahui berinisial VA, 6 tahun; SP; 4 tahun; AR, 3 tahun dan AS, 1 tahun.
Pembelaan dilakukan terhadap anak-anak yang dalam kondisi sadar selama 15 menit hingga tak bernyawa. Pembunuhan sadis ini dilakukan pada Minggu, 3 Desember 2023 pukul 13.00-14.00 WIB.
"Dimulai yang pertama anak yang paling kecil, anak korban insial A umur 1 tahun, dilanjutkan anak korban inisial A juga umur 3 tahun. Selanjutnya anak korban yang ketiga umur 4 tahun dan terakhir anak korban yang tertua umur 6 tahun," kata Bintoro kepada wartawan, Jumat, 8 Desember 2023.
Selain membunuh, Panja juga menata mainan anak-anaknya dengan urutan barang kesukaan. Panca merekam aksi pembunuhan itu menggunakan ponselnya. Belum diketahui apa maksudnya mengabadikan perbuatan keji itu. Polisi masih melakukan pendalaman.
Panca dijerat Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan Jo Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Uundang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dengan ancaman hukuman seumur hidup atau hukuman mati.
Untuk diketahui, empat bocah itu ditemukan tewas mengenaskan pada Rabu, 6 Desember 2023 pukul 14.45 WIB. Jasadnya ditemukan saat warga mencium bau busuk dari rumah kontrakan yang terletak di jalan Kebagusan Raya RT 004 RW 03 Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Keempat anak berjejer di atas kasur dengan badan biru kehitaman. Ditemukan lebam di mulut dan hidung.
Sebelum menemukan keempat anak itu, polisi mendapati ayah para korban, Panca Darmansyah berupaya bunuh diri di kamar mandi menggunakan pisau. Kini, dia tengah menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Saat olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan pesan bertuliskan 'puas bunda, tx for all' berwarna merah di lantai rumah. Diduga tulisan yang terlihat dari bercak darah itu dibuat oleh Panca.
Sementara itu, ibunya Devi Manisha tegah menjalani perawatan di RSUD Pasar Minggu. Devi dilarikan ke rumah sakit akibat KDRT yang dilakukan Panca.