Nasional • 23 days ago
Jakarta: Dua wartawan mengaku diintimidasi petugas pengamanan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri di Banda Aceh pada Kamis malam, 9 November 2023. Intimidasi didapat saat mereka hendak mewawancarai pucuk pimpinan Lembaga Antirasuah itu yang mangkir dalam panggilan pemeriksaan kasus dugaan pemerasan Menteri Pertanian ke-28 RI Syahrul Yasin Limpo.
Salah satu korban ialah jurnalis Kompas TV dan Kompas.com, Raja Umar. Kronologi berawal saat Raja Umar mendapat informasi Firli mempir ke warung kopi Sekber Jurnalis di Banda Aceh sekitar pukul 20.49 WIB. Dia lalu bergegas ke lokasi.
"Sekitar 15 menit, saya sampai ke lokasi. Saya mengeluarkan id pers dan kamera dari tas, lalu mengampiri dan memperkenalkan diri kepada Firli sebagai wartawan Kompas TV ingin mewawancara Ketua KPK terkait agenda kunjungan ke Aceh. Juga menanyai tanggapannya terhadap tudingan Firli mengulurkan waktu dari panggilan Polda Metro," kata Umar saat dikonfirmasi, Jumat, 10 November 2023.
Raja Umar mengatakan Firli yang mendengar pertanyaan tersebut menjawab tidak ada komentar. Firli lanjut asyik makan durian. Raja Umar pun meminta waktu Firli wawancara setelah makan durian.
Tak lama, Raja Umar didatangi seorang pria yang mengaku polisi petugas pengamanan Firli. Dia melarang Raja Umar mengambil video dan foto. Umar protes.
"Saya jawab santai, bos saya lagi kerja, saya wartawan. Sambil saya berjalan duduk menjauh dari meja pertemuan Firli dengan wartawan yang tergabung dalam Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI)," ungkap dia.
Raja Umar kembali diampiri seorang pria lain yang mengaku polisi berpakaian preman. Dia meminta Raja Umar menghapus foto Firli. Permintaan itu ditolak dan menanyakan hak pria tersebut memintanya menghapus foto tersebut.
"Lalu dia menjawab dia polisi berhak meminta saya hapus foto itu. Nah, karena dipaksa disuruh buka galeri di HP (handphone), saya langsung hidupkan rekaman, saya rekam, lalu saya tanya sambil buka galeri yang mana foto yang harus saya hapus dan polisi itu tahu saya merekam audio dia juga meminta menghapus rekaman tersebut, lalu saya melawan," terang dia.
Raja Umar mengirim rekaman audio saat intimidasi itu terjadi ke redaksinya. Dia mengaku pengiriman bukti itu untuk berjaga-jaga bila hal buruk lainnya terjadi padanya.
Insiden itu kemudian disampaikannya kepada beberapa wartawan tv yang tergabung dalam Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI). Tujuannya agar mereka segera ke lokasi untuk sama-sama mewawancarai Firli.
"Karena sebelumnya ada juga wartawan Puja TV. Namanya Nurmala mengalami intimidasi juga, saat mengabadikan foto saya mengampiri Firli untuk minta izin (wawancara). Nurmala diminta paksa hapus foto tersebut," tutur Raja Umar.
Lala Nurmala, jurnalis Puja TV, menyampaikan kronologi intimidasi yang dialaminya ke Raja Umar. Rekaman suara pengakuan Nurmala dikirim Raja Umar sebagai bukti.
Nurmala mengaku kepergok merekam saat Raja Umar menghampiri Firli Bahuri. Dia didatangi petugas pengamanan Firli di tempat duduknya dan meminta menghapus rekaman tersebut.
Nurmala sempat mengelak tidak merekam. Namun, orang yang diduga ajudan Ketua KPK itu memaksa melihat galeri telepon genggam Nurmala dengan detail dan menemukan ada foto dan video. Setelah itu Nurmala diminta menghapus foto dan video tersebut.
Tak sampai di situ, pria teresebut meminta Nurmala mengecek file sampah untuk memastikan foto dan video tersebut benar sudah terhapus total. Nurmala yang masih mempertahankan file tersebut dengan dalih tidak ada file sampah di telepon genggamnya.
"Karena sudah kelihatan kan enggak bisa disembunyikan lagi sudah disuruh hapus," kata Nurmala.
Nurmala mengaku sangat terintimidasi dan tertekan oleh perlakuan petugas yang diduga ajudan Firli itu. Menurutnya, membuka-buka telepon genggamnya merupakan pelanggaran hak privasi.
Sebelumnya, Firli menghadiri kegiatan Roadshow Bus Antikorupsi di Aceh. Kedatangan Firli di Negeri Serambi Mekkah itu diduga menghindari pemeriksaan Polda Metro Jaya dalam kasus pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada 7 November 2023.
Dugaan tersebut karena kegiatan Roadshow Bus Antikorupsi berlangsung pada 9-12 November 2023.
Hingga kini, Polda Metro Jaya belum membeberkan langkah selanjutnya terhadap Firli Bahuri setiba di Jakarta.